Mozaik Islam

Menjaga Akidah Islam dan Menghargai Kebhinekaan demi Masyarakat yang Harmonis dan Sejahtera dalam Bingkai NKRI

Puasa Ramadhan

Keutamaan, Niat, Ketentuan, Rukun, Dalil, dan Hikmah Puasa Ramadan: Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental serta Menumbuhkan Kesadaran Sosial dan Disiplin Diri

Puasa Ramadan merupakan salah satu ibadah yang sangat penting bagi umat Islam. Bulan suci ini memiliki banyak keutamaan dan hikmah yang sangat besar bagi kehidupan umat manusia. Puasa Ramadan juga diwajibkan bagi setiap umat Islam yang sudah baligh dan sehat secara fisik dan mental. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai keutamaan, niat, ketentuan, rukun, dalil, berapa hari lagi, puasa Ramadan nu, dan 5 hikmah dari puasa Ramadan.

Keutamaan Puasa Ramadan

Puasa Ramadan memiliki banyak keutamaan yang sangat besar. Beberapa keutamaan tersebut di antaranya adalah meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, membersihkan diri dari dosa dan kesalahan, membiasakan diri untuk beribadah kepada Allah SWT, menahan diri dari makan dan minum selama siang hari untuk meningkatkan kesabaran dan ketahanan diri, serta merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang lapar dan tidak memiliki apa-apa. Selain itu, puasa Ramadan juga dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental, membantu menurunkan berat badan, meningkatkan kualitas tidur, dan mengurangi risiko terkena penyakit. Readmore


Sikat Gigi Saat Puasa: Apakah Hukumnya dan Apakah Bisa Membatalkan Puasa?

Menjaga kebersihan gigi saat puasa sangat penting untuk mencegah terjadinya masalah gigi dan mulut. Kebiasaan makan dan minum yang berubah serta kurangnya konsumsi air dapat meningkatkan risiko terjadinya karies gigi dan bau mulut. Oleh karena itu, perlu diingat bahwa menjaga kebersihan gigi selama puasa juga termasuk dalam upaya menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Waktu yang baik untuk menyikat gigi selama puasa adalah setelah sahur dan setelah berbuka. Hal ini akan membantu menghilangkan sisa-sisa makanan dan bakteri yang menempel di gigi. Selain itu, Rasulullah SAW juga menyarankan untuk menggunakan siwak untuk membersihkan gigi selama puasa.

Sebaiknya sikat gigi dilakukan setelah berbuka, bukan sebelum berbuka. Hal ini disebabkan karena setelah berbuka, sisa-sisa makanan dapat menempel di gigi dan mulut yang dapat menyebabkan terjadinya plak gigi dan bau mulut. Sikat gigi setelah berbuka juga akan membantu membersihkan gigi dan mulut dari sisa-sisa makanan yang menempel sehingga gigi dan mulut dapat terjaga kebersihannya. Selain itu, sikat gigi setelah berbuka juga dapat membantu mencegah terjadinya kerusakan gigi yang disebabkan oleh asam yang terbentuk dari sisa-sisa makanan yang menempel di gigi. Readmore


Shalat Tarawih

Shalat tarawih adalah salah satu shalat sunnah yang dilakukan pada bulan Ramadan setelah shalat isya.

Hadist yang berkaitan dengan tata cara shalat tarawih

Berikut adalah hadist yang berkaitan dengan tata cara shalat tarawih:

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: “Rasulullah saw pernah menunaikan shalat malam di bulan Ramadan di masjid, lalu orang-orang pun menunaikan shalat bersama beliau. Kemudian pada malam berikutnya, jumlah mereka bertambah dua kali lipat. Pada malam ketiga, mereka bertambah tiga kali lipat, lalu Rasulullah saw tidak keluar untuk shalat bersama mereka. Kemudian beliau berkata: ‘Sesungguhnya aku khawatir nantinya menjadi kewajiban bagi kalian’”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Aisyah ra, ia berkata: “Rasulullah saw menunaikan shalat malam di rumahnya, kemudian orang-orang berkumpul bersama beliau pada malam kedua, dan pada malam ketiga, jumlah mereka bertambah. Pada malam keempat, tidak ada orang yang datang, maka Rasulullah saw keluar dan berkata: ‘Sesungguhnya aku telah melihat apa yang kalian lakukan, namun aku tidak ingin shalat tarawih menjadi suatu kewajiban bagi kalian. Barangsiapa yang ingin menunaikannya, maka silakan’”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: “Rasulullah saw menunaikan shalat tarawih pada bulan Ramadan dengan jamaah, kemudian ia tidak menunaikan shalat tarawih bersama jamaah di hari berikutnya. Pada malam ketiga, beliau kembali menunaikan shalat tarawih bersama jamaah, tetapi orang-orang yang menunaikannya telah berkumpul dengan jumlah yang banyak. Pada malam keempat, jumlah orang yang berkumpul semakin bertambah. Pada malam kelima, Rasulullah saw tidak keluar untuk menunaikan shalat tarawih bersama jamaah, dan beliau berkata: ‘Sesungguhnya shalat malam adalah sunnah, jika seseorang menunaikannya, maka itu baik, dan jika seseorang meninggalkannya, maka itu juga baik’. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: “Rasulullah saw bersabda: ‘Barangsiapa menunaikan shalat tarawih di bulan Ramadan dengan iman dan harapan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu’”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abdullah bin Umar ra, ia berkata: “Rasulullah saw menunaikan shalat tarawih pada bulan Ramadan dengan dua rakaat, tidak ada salam kecuali setelah selesai dua belas rakaat”. (HR. Bukhari)

Dari Abu Dzar ra, ia berkata: “Rasulullah saw pernah mengumpulkan orang-orang dan menunaikan shalat tarawih dengan dua belas rakaat. Kemudian beliau bersabda: ‘Barangsiapa menunaikan shalat tarawih dengan iman dan harapan pahala, maka dosa-dosanya akan diampuni’”. (HR. Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: “Rasulullah saw pernah mengumpulkan orang-orang dan menunaikan shalat tarawih pada bulan Ramadan. Kemudian pada malam berikutnya, orang-orang berkumpul kembali, dan Rasulullah saw menunaikan shalat tarawih bersama mereka. Hal ini terus berlangsung selama tiga malam. Pada malam keempat, orang-orang berkumpul di masjid, tetapi Rasulullah saw tidak keluar. Kemudian pada pagi harinya, beliau berkata: ‘Sesungguhnya aku telah melihat apa yang kalian lakukan, namun Allah tidak memerintahkan kalian untuk melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah. Janganlah kalian membuat shalat tarawih menjadi suatu beban bagi diri kalian sendiri’”. (HR. Muslim)

Dari Aisyah ra, ia berkata: “Rasulullah saw menunaikan shalat tarawih pada bulan Ramadan dengan dua belas rakaat, tidak ada salam kecuali setelah selesai dua belas rakaat. Beliau melakukan ini baik di masjid maupun di rumahnya”. (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: “Rasulullah saw bersabda: ‘Barangsiapa menunaikan shalat tarawih pada bulan Ramadan dengan iman dan harapan pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu’”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadist jumlah rakaat shalat tarawih

Hadist terkait jumlah rakaat shalat tarawih adalah sebagai berikut:

Dari Abdullah bin Abbas ra, ia berkata: “Rasulullah saw menunaikan shalat tarawih pada bulan Ramadan dengan dua belas rakaat, dan beliau tidak menambah atau menguranginya”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Aisyah ra, ia berkata: “Rasulullah saw menunaikan shalat tarawih pada bulan Ramadan dengan dua belas rakaat, tidak ada salam kecuali setelah selesai dua belas rakaat. Beliau melakukan ini baik di masjid maupun di rumahnya”. (HR. Muslim)

Dari Abu Salamah bin Abdurrahman, ia berkata: “Aku pernah melihat Abu Hurairah ra menunaikan shalat tarawih pada bulan Ramadan dengan dua belas rakaat”. (HR. Bukhari)

Dari Jabir bin Abdullah ra, ia berkata: “Rasulullah saw menunaikan shalat tarawih pada bulan Ramadan dengan dua belas rakaat, tidak ada salam kecuali setelah selesai dua belas rakaat. Beliau melakukan ini baik di masjid maupun di rumahnya”. (HR. Muslim)

Dari Abu Dzar ra, ia berkata: “Rasulullah saw pernah mengumpulkan orang-orang dan menunaikan shalat tarawih dengan dua belas rakaat. Kemudian beliau bersabda: ‘Barangsiapa menunaikan shalat tarawih dengan iman dan harapan pahala, maka dosa-dosanya akan diampuni’”. (HR. Tirmidzi)

Readmore


Keistimewaan Lailatul Qadar dan Tanda-tandanya

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa. Malam ini dianggap sebagai malam yang penuh berkah, di mana segala kebaikan dan keberkahan dilipatgandakan, serta dosa-dosa yang telah dilakukan diampuni oleh Allah SWT. Di bawah ini akan dibahas lebih detail mengenai malam Lailatul Qadar, dalil-dalil yang terkait dengannya, dan juga amalan-amalan yang dapat dilakukan

Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat istimewa. Beberapa dalil yang terkait dengan malam Lailatul Qadar antara lain:

Firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Qadr ayat 1-5: “Inna anzalnahu fi lailatil qadar. Wa ma adraaka ma lailatul qadar. Lailatul qadari khairum min alfi shahr. Tanazzalu al-mala’ikatu wa ruh fiha bi izni rabbihim min kulli amr. Salamun hiya hatta matla’il fajr.”

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam Lailatul Qadar. Dan tahukah kamu apakah malam Lailatul Qadar itu? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun Malaikat dan Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (Malam itu) aman (sejahtera) sampai terbit fajar.

Keutamaan dan keistimewaan Lailatul Qadar

Berikut beberapa keistimewaan Lailatul Qadar:

  1. Pahala beribadah di malam Lailatul Qadar sama dengan beribadah selama seribu bulan atau lebih dari 80 tahun lamanya.
  2. Pada malam Lailatul Qadar, pintu-pintu surga dibuka lebar dan pintu-pintu neraka ditutup rapat.
  3. Malam Lailatul Qadar merupakan malam di mana turunnya kitab suci Al-Quran pertama kali dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.
  4. Malam Lailatul Qadar adalah malam di mana Allah SWT memilih siapa yang akan hidup dan siapa yang akan mati pada tahun berikutnya.
  5. Malam Lailatul Qadar adalah malam di mana Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa umat-Nya yang bertobat dengan tulus.

Tanda-tanda Lailatul Qadar

Beberapa tanda-tanda Lailatul Qadar yang disebutkan dalam hadits dan kitab suci Al-Quran antara lain:

  1. Malam Lailatul Qadar terjadi pada malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
  2. Udara pada malam Lailatul Qadar terasa sangat sejuk dan wangi.
  3. Langit pada malam Lailatul Qadar bersih dan tidak berawan.
  4. Cahaya bulan pada malam Lailatul Qadar terlihat sangat terang dan bersinar.
  5. Selama malam Lailatul Qadar terdengar suara gemerisik seperti suara daun yang bergerak.
  6. Orang yang beribadah pada malam Lailatul Qadar akan merasa tenang dan damai di dalam hatinya.

Namun, tidak ada tanda-tanda yang pasti dalam menentukan Lailatul Qadar. Oleh karena itu, sebaiknya kita berusaha untuk meningkatkan ibadah dan amalan baik di 10 hari terakhir bulan Ramadhan untuk meraih keistimewaan dan pahala yang besar pada malam Lailatul Qadar.

Beberapa Hadist yang terkait dengan malam Lailatul Qadar

  1. Hadits dari Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim: “Carilah malam Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.”
  2. Hadits dari Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi: “Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.”
  3. Dari Aisyah RA, ia berkata: “Aku berkata: ‘Wahai Rasulullah, jika aku mengetahui malam Lailatul Qadar, apa yang harus aku ucapkan pada malam itu?’ Beliau menjawab: ‘Ucapkanlah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’.” (HR. Tirmidzi) Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan mencintai keampunan, maka ampunilah aku.”
  4. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan lalu mengiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun.'” (HR. Muslim)
  5. Dari Ibn Abbas RA, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Barangsiapa yang berdiri (sholat) di malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.'” (HR. Bukhari dan Muslim)
  6. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Sesiapa yang memperbanyak membaca surah Al-Qadr pada malam Lailatul Qadar, maka dosanya akan diampuni dan pintu-pintu surga akan dibukakan untuknya.'” (HR. Ahmad)
  7. Dari Abu Sa’id al-Khudri RA, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Sesiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan lalu mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun. Dan siapa yang berdiri (sholat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan harapan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.'” (HR. Muslim)
  8. Dari Aisyah RA, ia berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, ‘Ya Rasulullah, jika aku mengetahui malam Lailatul Qadar, apa yang harus aku lakukan pada malam itu?’ Beliau menjawab: ‘Ucapkanlah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa, fa’fu ‘anni.’ (Artinya: ‘Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan mencintai keampunan, maka ampunilah aku.’)” (HR. Tirmidzi)
  9. Dalam sebuah riwayat dari Ibnu Abi Syaibah, Rasulullah SAW bersabda: “Malam Lailatul Qadar itu di dalam bulan Ramadhan pada malam ganjil yang berjumlah sembilan.” (HR. Ahmad)
  10. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda: “Sesiapa yang berdiri (sholat) pada malam Lailatul Qadar dengan keimanan dan harapan pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Abu Dawud)
  11. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang berdiri (sholat) pada malam Lailatul Qadar dengan keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Ibnu Majah)

Amalan-amalan yang disunahkan pada malam Lailatul Qadar

  1. Memperbanyak ibadah, seperti sholat malam, membaca Al-Quran, berdzikir, dan berdoa.
  2. Berinfaq atau bersedekah pada malam Lailatul Qadar, karena kebaikan yang dilakukan pada malam tersebut akan dilipatgandakan pahalanya.
  3. Mengampuni kesalahan orang lain, karena jika kita memaafkan kesalahan orang lain, Allah SWT juga akan memaafkan kesalahan kita.
  4. Mendoakan orang yang telah meninggal dunia, karena doa kita dapat menjadi penyejuk bagi roh mereka di alam kubur.
  5. Meninggalkan perbuatan maksiat, seperti menghindari hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT dan menjaga diri dari segala bentuk kemaksiatan.
  6. Sholat malam, terutama sholat Tarawih dan sholat Witir. Selain itu, juga disunahkan untuk melakukan sholat tahajud pada malam Lailatul Qadar.
  7. Membaca Al-Quran, terutama surah Al-Qadr dan surah-surah yang dihafal.
  8. Berdzikir dan berdoa, dengan memuji dan menyebut nama Allah SWT, serta memohon ampunan, rahmat, dan keberkahan dari-Nya.

Tag: Malam Lailatul Qadar, keistimewaan Lailatul Qadar, tanda-tanda Lailatul Qadar, dalil-dalil Lailatul Qadar, amalan-amalan di malam Lailatul Qadar, Keutamaan malam Lailatul Qadar, pahala beribadah di malam Lailatul Qadar, pintu-pintu surga dibuka, kitab suci Al-Quran turun pada malam Lailatul Qadar, pengampunan dosa umat-Nya, tanda-tanda Lailatul Qadar, Hadis tentang Lailatul Qadar, malam Lailatul Qadar pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan, malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, doa untuk Lailatul Qadar, puasa Ramadhan diikuti dengan enam hari Syawal.


Hukum, Syarat, Rukun dan Ketentuan Puasa Ramadan Sesuai Al Quran dan Hadits

Puasa Ramadan adalah salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilakukan oleh setiap muslim yang sudah baligh, sehat secara fisik dan mental, serta tidak sedang dalam kondisi haidh atau nifas. Kali ini kita akan membahas  mengenai hukum, syarat, rukun, dan ketentuan puasa Ramadan beserta dalil Al-Quran dan hadis:

Hukum Puasa Ramadan

Puasa Ramadan adalah wajib bagi setiap muslim yang sudah baligh dan mampu melaksanakannya. Hukum ini tertuang dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Syarat Puasa Ramadan

Untuk melaksanakan puasa Ramadan, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

  1. Muslim dan baligh “Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam dibangun di atas lima perkara, yaitu bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah, dan berpuasa pada bulan Ramadan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  2. Sehat secara fisik dan mental “Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seseorang di antara kalian menghindari makan siang karena cuaca panas, kemudian pada malam harinya dia tidak mampu menahan diri dari tidur karena kelelahan.” (HR. Bukhari)
  3. Tidak sedang dalam kondisi haidh atau nifas “Dari Aisyah ra., ia berkata: “Kami pernah mengalami haidh ketika sedang berpuasa pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau menyuruh kami untuk tidak berpuasa dan menggantinya di luar waktu haidh.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  4. Tidak sedang melakukan perjalanan jauh atau dalam keadaan darurat. “Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada kewajiban berpuasa bagi orang yang dalam keadaan musafir.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Readmore


Apakah Keluar darah dari Hidung (Mimisan) dapat Membatalkan Puasa?

Mimisan atau keluarnya darah dari hidung dapat terjadi pada siapa saja, dan kondisi ini terkadang membuat beberapa orang bertanya-tanya apakah mimisan dapat membatalkan puasa.

Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan mimisan antara lain pilek dan sinusitis, memasukkan benda ke dalam hidung, cedera pada hidung atau wajah, efek samping obat pengencer darah, rhinitis alergi dan non alergi, mengupil atau menggosok hidung terlalu keras, serta iritasi bahan kimia. Meskipun mimisan umumnya tidak berbahaya, tetapi ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai jika seseorang mengalami kondisi ini. Tanda-tanda tersebut antara lain sering mengalami mimisan, mengalami gejala anemia, terjadi karena dimulainya pengobatan baru, hingga mimisan disertai memar di tubuh. Readmore


Apakah Puasa Ramadhan Wajib Menurut Al-Qur’an dan Hadits?

Beberapa surat Al-Quran yang menyebutkan tentang kewajiban berpuasa Ramadan:

Surat Al-Baqarah ayat 183-185

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa,

 

أَيَّامًا مَّعْدُودَاتٍ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُ ۚ وَأَن تَصُومُوا خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

(yaitu) beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang yang berat menjalankannya (jika ia tidak berpuasa) membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu adalah baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Readmore


Doa untuk Meningkatkan Rasa Syukur Selama menjalankan Ibadah Puasa Ramadan

Semoga dengan mengamalkan doa-doa di bawah, kita dapat memperkuat rasa syukur dalam hati selama berpuasa Ramadan dan selalu mengingat nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita sepanjang waktu.

Doa Rasa Syukur atas Berkah dan Rezeki yang Diberikan Allah

للهم إني أسألك برحمتك التي وسعت كل شيء، أن تغفر لي ذنوبي وتعفو عني، وترحمني، وتهديني، وتعينني على الطاعات، وتصلح لي شأني كله، وتجعل لي مخرجًا من كل هم وغم، وتعينني على ذكرك وشكرك، وحسن عبادتك في هذا الشهر الفضيل.

“Allahumma lakal hamdu kama yanbaghi li jalali wajhika wa’adheemi sultaniq, wa laa hawla wa laa quwwata illaa bika, Allahumma anta rabbii, laa ilaaha illaa anta, khalaqtanii wa ana ‘abduka, wa ana ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastath-tu, a’udhu bika min syarri maa sana’tu, abuu’u laka bini’matika ‘alayya, wa abuu’u laka bi dhanbii, faghfir lii, fa innahu laa yaghfirudz-dzunuuba illa anta” Readmore


Hal-hal Penting dalam Menjalankan Puasa Ramadhan

Syaikh Abdullah bin Jarillah menyebutkan beberapa hal yg seyogyanya diperhatikan oleh orang yg berpuasa.

  1. Mengenal hukum-hukum puasa. Banyak kaum Muslimin yg memasuki bulan puasa ini tanpa bekal ilmu tentang puasa sama sekali. Celakanya, mereka juga tdk begitu merasa perlu utk belajar. Padahal Allah ta berfirman: “Bertanyalah kpd para ulama, kalau kamu sekalian tidak  mengetahui.” (An-Nahl: 43)
  2. Menyambut puasa dgn hura-hura, bukan dgn byk berdzikir, beristigfar & mensyukuri nikmat Allah. Klimaksnya, bulan yg penuh berkah ini tidaklah menggiring mereka utk semakin bertakwa; tapi sebaliknya, semakin terbuai  seribu satu kemaksiatan. Readmore

Nasehat dalam Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan

  1. Berpuasa Ramadhanlah dgn iman & mengharap pahala Allah ta’âla agar Dia mengampuni dosa mu yg telah lalu.
  2. Jangan sampai engkau tdk puasa tanpa uzur, sesungguhnya itu termasuk dosa besar.
  3. Bangunlah pd malam Ramadhan utk melakukan shalat tarawih & tahajud, terlebih lagi pd malam lailatul qodar dgn iman & mengharap pahala agar Dia mengampuni dosamu yg telah lalu.
  4. Hendaknya makanan, minuman & pakaianmu dari harta yg halal agar amalmu & doamu diterima. Jangan sampai engkau memuasai sesuatu yg halal tetapi berbuka dgn yg diharamkan. Readmore