Mozaik Islam

Menjaga Akidah Islam dan Menghargai Kebhinekaan demi Masyarakat yang Harmonis dan Sejahtera dalam Bingkai NKRI

Imam Tarawih tanpa Baca Shalawat

Assalamu’alaikum w. w.

Pak Ustadz, mudah-mudahan selalu dalam keadaan sehat.

Saya mau tanya:

  1. Sahkah jika imam tarawih, pd tahiyat (rakaat akhir) tdk membaca shalawat? (Imam hanya membaca sampai..Wa asyhadu anna Muhammadarrasululah Wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu warasuluh). Soalnya orang-orang di lingkungan saya pinginnya tdk lama-lama.
  2. Bolehkah, jika imam membaca sholawat, hanya sampai “Allahumma solli ‘ala Muhammad Wa’ala ali Muhammad. Sampai itu saja. Tidak sampai dgn selesai (In-naka hamidummajid).
  3. . Adakah kekhususan membaca surat utk yg 20 rokaat, dimana diawali dgn surat At-takasur, sehingga urut sampai akhir. Bolehkah bebas suratnya, tdk urut? Mohon pencerahannya, karena saya ditunjuk jdi imam. Syukron.

    Wassalamu’alaikum w. w.

Jawaban

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Membaca shalawat atas nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan rukun shalat. Sehingga bila tdk dibaca, shalat itu tdk sah lantaran salah satu rukunnya terlewatkan.

Mazhab Malikiyah, mazhab Asy-syafi’iyah & mazhab Al-Hanabilah semua sependapat bahwa membaca shalawat atas nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan rukun shalat. Kecuali hanya satu mazhab yg berpendapat berbeda, yaitu mazhab Al-Hanafiyah. Mazhab ini tdk memandangnya sbg rukun shalat.

Dan sebagaimana kita ketahui, bahwa rukun itu adl bagian mutlak dari sesuatu bangunan ibadah. Sebuah ibadah akan rusak & tdk sah manakala kekuarangan salah satu rukunnya.

Namun kita juga mengetahui bahwa para ulama mazhab yg paling masyhur berbeda-beda pendapatnya ketika menetapkan mana yg menjadi bagian dari rukun shalat.

Kalangan mazhab Al-Hanafiyah mengatakan bahwa jumlah rukun shalat hanya ada 6 saja. Sedangkan Al-Malikiyah menyebutkan bahwa rukun shalat ada 14 perkara. As-Syafi`iyah menyebutkan 13 rukun shalat & Al-Hanabilah menyebutkan 14 rukun.

Penetapan Ayat yg Dibaca dalam Tarawih

Kebiasaan membaca surat tertentu dalam tarawih sebenarnya tdk ada tuntunannya dari Rasulullah SAW. Tetapi tdk lantas menjadi bid’ah. Biasanya orang-orang mengurutkan dari surat At-Takatsur sekedar biar gampang menghitungnya. Sebab surat itu adl 10 surat terakhir sebelum 3 surat (Al-Ikhlas, Al-Falaq & An-Naas). Ketiga surat itu dibaca utk shalat witir, sedangkan 10 surat itu dibaca di 20 rakaat. Tiap rakaat pertama, dibaca surat-surat itu, sedangkan tiap rakaat kedua akan dibaca surat Al-Ikhlas (qulhuwallahu ahad).

Tetapi sekali lagi, semua itu tidaklah bersumber dari petunjuk nabi, melainkan kreatifitas orang-orang. Tidak menggunakan urutan seperti itu pun tdk mengapa. Yang penting membaca ayat-ayat Al-Quran dgn fashih, tartil & baik.

Dan penting juga utk diperhatikan bahwa shalat tarawih bukanlah jenis shalat utk berbalapan, sampai-sampai shalawat nabi pun mau ditinggalkan. Sayang sekali kalau kita melakukannnya dgn cara demikian, sebab seharusnya shalat itu dinikmati & diresapi, bukan sekedar dijalankan.

Terburu-buru & tergesa-gesa dalam menjalankan shalat tarawih tentu akan mengurangi kekhusyuan, padahal kekhusyuan justru tujuan utama shalat. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala:

Dan dirikanlah shalat utk mengingat Aku. (Al Qur’an Surat: Thaha: 14)

Dan shalat khusyu’ merupakan ciri orang yg beriman, sebagaimana firman Allah SWT:

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yg beriman, yaitu orang-orang yg khusyu’ dalam shalatnya. (Al Qur’an Surat: Al-Mu’minun: 1-2)

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Penulis: Ahmad Sarwat, Lc