Mozaik Islam

Menjaga Akidah Islam dan Menghargai Kebhinekaan demi Masyarakat yang Harmonis dan Sejahtera dalam Bingkai NKRI

Sejarah, Makna, dan Keutamaan Bulan Muharam

Sebagai bulan pertama dalam kalender Hijriyah, Muharam menandai peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dan merupakan bulan penuh keberkahan dan keutamaan. Hari Asyura menjadi peringatan yang khusus bagi umat Muslim karena mengenang peristiwa Karbala, serta momen di mana Nabi Musa AS dan Nabi Adam AS mendapatkan keberkahan dari Allah.

Dalam hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, terdapat beberapa yang terkait dengan Bulan Muharam, khususnya tentang puasa di bulan ini dan keutamaan puasa pada Hari Asyura (hari ke-10 Muharam). Berikut adalah beberapa hadis terkait Bulan Muharam:

Keutamaan Puasa di Bulan Muharam

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: ‘Puasa paling utama setelah puasa di bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Allah yaitu bulan Muharam, dan shalat paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.'” (HR. Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa puasa di bulan Muharam merupakan salah satu puasa yang sangat dianjurkan setelah bulan Ramadhan. Hal ini menegaskan keutamaan ibadah puasa di bulan ini bagi umat Muslim.

Keutamaan Puasa pada Hari Asyura

Dari Ibnu Abbas RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

صَوْمُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنَّهُ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Artinya: “Puasa pada hari Asyura, aku berharap Allah akan menghapuskan dosa setahun yang telah berlalu.” (HR. Muslim)

Hari Asyura adalah hari ke-10 Muharam, dan puasa pada hari ini memiliki keutamaan besar, di mana Allah SWT diharapkan akan mengampuni dosa-dosa yang telah dilakukan sepanjang tahun sebelumnya.

Penyelamatan Nabi Musa AS dan Bani Israil pada Hari Asyura

Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda:

صُوْمُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنَّهُ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَصُوْمُ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنَّهُ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ

Artinya: “Puasa pada hari Asyura, aku berharap Allah akan menghapuskan dosa setahun yang telah berlalu dan dosa setahun yang akan datang.” (HR. Muslim)

Hadis ini menunjukkan pentingnya puasa pada Hari Asyura karena terkait dengan peristiwa penyelamatan Nabi Musa AS dan Bani Israil dari pengejaran Firaun di Laut Merah.

Keutamaan Puasa Dua Hari Muharam dan Asyura

Dari Ibnu Abbas RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

صُوْمُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنَّهُ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَصُوْمُ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنَّهُ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصُوْمُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنَّهُ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Artinya: “Puasa dua hari, yaitu hari Asyura dan satu hari sebelumnya, aku berharap Allah akan menghapuskan dosa setahun yang telah berlalu, dan dosa setahun yang akan datang, serta memberikan keamanan dalam tahun yang akan datang.” (HR. Muslim)

Hadis ini menjelaskan keutamaan puasa dua hari Muharam, yaitu sehari sebelum Hari Asyura dan Hari Asyura itu sendiri. Dengan berpuasa pada dua hari ini,  diharapkan mendapatkan ampunan atas dosa-dosa  dan diberkati dengan keamanan di tahun yang akan datang.

Sejarah Bulan Muharam

Sejarah Bulan Muharam sangat terkait dengan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari kota Mekah ke kota Madinah. Pada tahun 622 Masehi, Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah untuk meninggalkan kota Mekah yang penuh dengan penindasan dan bermigrasi ke kota Madinah yang lebih ramah terhadap Islam. Peristiwa hijrah ini menjadi titik awal dalam penyebaran agama Islam dan membawa perubahan besar bagi komunitas Muslim.

Makna dan Keutamaan Bulan Muharam

Bulan Muharam memiliki makna mendalam dalam ajaran Islam. Dalam hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, disebutkan bahwa Muharam adalah salah satu bulan yang paling istimewa setelah bulan Ramadhan. Pahala amal ibadah dalam bulan ini dilipatgandakan, dan puasa di hari ke-10 Muharam, yang dikenal sebagai Hari Asyura, dianggap sangat dianjurkan. Puasa pada hari ini dikatakan dapat menghapus dosa-dosa setahun sebelumnya.

Bulan Muharam juga dipandang sebagai bulan kesedihan dan pengenangan bagi umat Muslim, karena di dalamnya terjadi peristiwa-peristiwa tragis dalam sejarah Islam. Salah satunya adalah martirnya cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husain bin Ali, bersama keluarga dan sahabatnya di medan Karbala pada tahun 680 Masehi. Peristiwa ini menjadi simbol perjuangan melawan ketidakadilan dan mengajarkan tentang pengorbanan dan ketabahan dalam menghadapi cobaan.

Peringatan Hari Asyura

Hari Asyura adalah hari ke-10 Muharam, dan peringatannya memiliki tempat istimewa dalam hati umat Muslim. Selain mengenang peristiwa di Karbala, Hari Asyura juga mempunyai makna penting dalam sejarah agama Islam. Di hari ini, Nabi Musa AS dan umatnya diselamatkan dari penindasan oleh Allah, ketika Dia membelah Laut Merah sehingga mereka bisa melintas dan melarikan diri dari Firaun dan tentaranya. Selain itu, di hari yang sama, Nabi Adam AS juga diberikan ampunan oleh Allah setelah bertaubat atas dosa asalnya.

Peringatan Hari Asyura ditandai dengan berbagai bentuk ibadah, seperti puasa, membaca Al-Quran, dan berdoa. Di beberapa tempat, terdapat juga tradisi untuk memberikan sedekah dan menyumbang untuk membantu mereka yang membutuhkan sebagai bentuk penghormatan dan solidaritas.

Tradisi Ziarah Makam

Bulan Muharam juga menjadi momen penting bagi umat Muslim untuk berziarah ke makam para sahabat Nabi dan tokoh-tokoh agama Islam yang dihormati. Ziarah ini menjadi sarana untuk mengenang jasa-jasa mereka dalam menyebarkan agama Islam dan mengambil teladan dari kehidupan mereka.

Namun, perlu dicatat bahwa ziarah makam harus dilakukan dengan sikap yang baik, menghindari penyembahan kepada makam, dan semata-mata beribadah kepada Allah. Ziarah ini seharusnya juga tidak mengandung unsur kesyirikan atau melanggar ajaran Islam tentang monoteisme.

Larangan Perang dalam Bulan Muharam

Sejak zaman Nabi Muhammad SAW, Bulan Muharam juga dinyatakan sebagai bulan yang dihormati dan dijauhkan dari konflik dan perang. Dalam ajaran Islam, ada larangan untuk melakukan peperangan dalam bulan ini sebagai bentuk penghormatan dan menghindari gangguan terhadap kegiatan ibadah umat Muslim.