Mozaik Islam

Menjaga Akidah Islam dan Menghargai Kebhinekaan demi Masyarakat yang Harmonis dan Sejahtera dalam Bingkai NKRI

Penulis-penulis Wahyu dan Utusan-utusan Rasulullah SAW

Di antara penulis-penulis wahyu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adl Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Amir bin Fuhairah, Abdullah bin Arqam az-Zuhri, Ubay bin Kaab, Tsabit bin Qais bin Syammas, Khalid bin Said al-Ash, Hanzhalah bin Rabi’, al-Asadi, Zaid bin Tsabit, Muawiyah bin Abu Sofyan, & Syurahbil bin Hasanah. Muawiyah bin Abu Sofyan & Zaid bin Tsabit adl yg paling sering & khusus dalam menulis wahyu.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus:

  1. Amr bin Umayyah ad-Dhamri ke raja Najasyi bernama Ashamah yg berarti pemberian. Najasyi menerima surat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam & meletakkannya diantara kedua matanya lalu turun dari singgasananya & duduk di atas lantai. Ia pun masuk Islam dihadapan Ja’far bin Abi Thalib & para sahabatnya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat gaib ketika ia wafat. Diriwayatkan bahwa kuburannya selalu memancarkan cahaya.
  2. Dihyah bin Khalifah diutus ke Kaisar Romawi Heraklius. Ia bertanya tentang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam & meyakini kebenaran risalahnya. Ia pun ingin memeluk Islam tapi orang-orang Romawi tdk menyetujuinya lalu ia mengurungkan niatnya karena takut kehilangan kekuasaannya.
  3. Abdullah bin Huzafah as-Sahmi diutus ke Kisra Raja Persia. Setelah menerima surat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ia merobek-robek suart itu. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berdoa; “Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala menghancurkan kerajaannya.” Allah Subhanahu wa ta’ala mengabulkan doa tersebut & menghancurkan kerjaannya & kaumnya.
  4. Hatib bin Abi Baltaah al-Lahkmi diutus ke Muqauqis Raja Alexandria & Mesir. Ia pun menerima & berkata baik tetapi tdk masuk Islam. Ia memberi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam hadiah budak yaitu Maria al-Qibtiyah & saudarinya Sirin. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan Sirin kpd Hassan bin Tsabit & melahirkan anaknya yg bernama Abdurrahman bin Hassan.
  5. Amr bin al-Ash diutus ke Raja Oman Jaifar & Abd putera Julandi dari Azd. Keduanya pun beriman & memeluk Islam serta membiarkan Amr mengambil zakat & mengatur pemerintahan. Dan Amr menetap disana sampai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat.
  6. Salith bin Amr bin al-Amiri diutus ke Yamamah menemui Haudzah bin Ali al-Hanafi. Ia pun memuliakannya & menulis kpd Nabi saw: “Alangkah mulia & indahnya ajaran yg kau serukan. Saya adl penyeru & penyair kaumku. Berikanlah aku sebagian kekuasaan“. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tdk mau mengabulkan keinginannya & ia pun tdk masuk Islam & wafat ketika fathu mekah.
  7. Syuja bin Wahb al-Asadi diutus ke Harits bin Abi Syamr al-Ghassani raja Balqa sesuatu daerah di Syam. Syuja berkata:“Setibanya aku disana ia sedang berada didataran renda Damaskus lalu membaca surat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam & membuangnya seraya berkata: Saya akan datang kepadanya. Tapi Kaisar mencegahnya.
  8. Abu Umayyah al-Makhzumi diutus ke al-Harits al-Himyari salah seorang pembesar Yaman.
  9. Al-Ala’ bin al-Hadromi diutus ke Munzir bin Sawa al-Abdi raja Bahrain & membawa surat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yg menyerukan kpd agama Islam, ia pun masuk Islam.
  10. Abu Musa al-Asyari & Muadz bin Jabal al-Anshari diutus ke Yaman menyeru kpd Islam. Penduduk Yaman & para penguasanya pun masuk Islam tanpa pertempuran.

Al-Hafiz Abdul Ghani bin Abdul Wahid Al-Maqdisy, Penerjemah : Team Indonesia