Mozaik Islam

Menjaga Akidah Islam dan Menghargai Kebhinekaan demi Masyarakat yang Harmonis dan Sejahtera dalam Bingkai NKRI

Etika Berbicara

  1. Menghindari perdebatan & saling membantah, sekali-pun kamu berada di fihak yg benar & menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku adl penjamin sebuah istana di taman surga bagi siapa saja yg menghindari bertikaian (perdebatan) sekalipun ia benar; & (penjamin) istana di tengah-tengah surga bagi siapa saja yg meninggalkan dusta sekalipun bercanda“. (Hadis Riwayat: Abu Daud & dinilai hasan oleh Al-Albani).
  2. Tenang dalam berbicara & tdk tergesa-gesa. Aisyah Radhiallaahu ‘anha. telah menuturkan: “Sesungguhnya Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam apabila membicarakan sesuatu pembicaraan, sekiranya ada orang yg menghitungnya, niscaya ia dpt menghitungnya”. (Mutta-faq’alaih).
  3. Menghindari perkataan jorok (keji). Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seorang mu’min itu pencela atau pengutuk atau keji pembicaraannya”. (Hadis Riwayat: Al-Bukhari di dalam Al-Adab Mufrad, & dishahihkan oleh Al-Albani).
  4. Menghindari sikap memaksakan diri & banyak bicara di dalam berbicara. Di dalam hadits Jabir Radhiallaahu ‘anhu disebutkan: “Dan sesungguhnya manusia yg paling aku benci & yg paling jauh dariku di hari Kiamat kelak adl orang yg byk bicara, orang yg berpura-pura fasih & orang-orang yg mutafaihiqun”. Para shahabat bertanya: Wahai Rasulllah, apa arti mutafaihiqun? Nabi menjawab: “Orang-orang yg sombong”. (Hadis Riwayat: At-Turmudzi, dinilai hasan oleh Al-Albani).
  5. Menghindari perbuatan menggunjing (ghibah) & mengadu domba. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman yg artinya: “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yg lain”.(Al-Hujurat: 12).
  6. Mendengarkan pembicaraan orang lain dgn baik & tdk memotongnya, juga tdk menampakkan bahwa kamu mengetahui apa yg dibicarakannya, tdk menganggap rendah pendapatnya atau mendustakannya.
  7. Jangan memonopoli dalam berbicara, tetapi berikanlah kesempatan kpd orang lain utk berbicara.
  8. Menghindari perkataan kasar, keras & ucapan yg menyakitkan perasaan & tdk mencari-cari kesalahan pembicaraan orang lain & kekeliruannya, karena hal tersebut dpt mengundang kebencian, permusuhan & pertentangan.
  9. Menghindari sikap mengejek, memperolok-olok & memandang rendah orang yg berbicara. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman yg artinya: “Wahai orang-orang yg beriman, janganlah sesuatu kaum mengolok-olokan kaum yg lain (karena) boleh jdi mereka (yang diolok-olokan) lbh baik dari mereka (yang mengolok-olokan), & jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokan) wanita-wanita lain (karena) boleh jdi wanita-wanita (yang diperolok-olokan) lbh baik dari wanita (yang mengolok-olokan). (Al-Hujurat: 11).
  10. Hendaknya pembicaran selalu di dalam kebaikan. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman yg artinya: “Tidak ada kebaikan pd kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali bisik-bisikan dari orang yg menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat ma`ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia”. (An-Nisa: 114).
  11. hendaknya pembicaran dgn suara yg dpt didengar, tdk terlalu keras & tdk pula terlalu rendah, ungkapannya jelas dpt difahami oleh semua orang & tdk dibuat-buat atau dipaksa-paksakan.
  12. Jangan membicarakan sesuatu yg tidak berguna bagimu. Hadits Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyatakan: “Termasuk kebaikan islamnya seseorang adl meninggalkan sesuatu yg tdk berguna”. (Hadis Riwayat: Ahmad & Ibnu Majah).
  13. Janganlah kamu membicarakan semua apa yg kamu dengar. Abu Hurairah Radhiallaahu ‘anhu di dalam hadisnya menuturkan : Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: “Cukuplah menjadi sesuatu dosa bagi seseorang yaitu apabila ia membicarakan semua apa yg telah ia dengar“.(Hadis Riwayat: Muslim)

Div. Ilmiyah Dar Al Wathan, Terjemah : Tim Dar Al Wathan