Mozaik Islam

Menjaga Akidah Islam dan Menghargai Kebhinekaan demi Masyarakat yang Harmonis dan Sejahtera dalam Bingkai NKRI

Sejarah Kesultanan Palembang

Kesultanan Palembang adalah salah satu kerajaan tertua di Indonesia yang terletak di wilayah Sumatera Selatan. Berikut adalah runut waktu sejarah Kesultanan Palembang dari abad ke-7 hingga ke-17 Masehi

Pada abad ke-7 Masehi, muncul Kerajaan Sriwijaya yang menjadi cikal bakal Kesultanan Palembang. Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim yang sangat kuat dan berperan penting dalam perdagangan antarnegara di Asia Tenggara.

Abad ke-13 Masehi: Pemerintahan Raja Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa

Pada abad ke-13 Masehi, Kesultanan Palembang berada di bawah pemerintahan Raja Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa. Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke wilayah Jambi dan Riau.

Abad ke-14 Masehi: Masa Pemerintahan Raja Srimat Tribhuwanaraja Dipa Jayanagara

Pada abad ke-14 Masehi, Kesultanan Palembang diperintah oleh Raja Srimat Tribhuwanaraja Dipa Jayanagara. Ia berhasil memperluas pengaruh Kesultanan Palembang di wilayah Sumatera Selatan dan juga berhasil menjalin hubungan perdagangan dengan negara-negara tetangga seperti Cina dan India.

Abad ke-16 Masehi: Masa Pemerintahan Raja Sriwijaya

Pada abad ke-16 Masehi, Kesultanan Palembang diperintah oleh Raja Sriwijaya. Ia berhasil memperluas pengaruh Kesultanan Palembang di wilayah barat daya Sumatera dan memperkuat kerjasama dengan Kerajaan Malaka dan Demak di Jawa.

Abad ke-17 Masehi: Kolonialisasi Belanda

Pada abad ke-17 Masehi, Kesultanan Palembang mengalami penurunan pengaruh akibat dari kolonialisasi Belanda. Pada tahun 1659, Belanda berhasil menaklukkan Palembang dan menjadikan Kesultanan Palembang sebagai salah satu wilayah jajahan mereka di Indonesia.

Demikianlah runut waktu sejarah Kesultanan Palembang dari abad ke-7 hingga ke-17 Masehi. Meskipun terjadi penurunan pengaruh akibat dari kolonialisasi Belanda, namun jejak-jejak sejarah Kesultanan Palembang masih dapat ditemukan di beberapa tempat di Sumatera Selatan hingga saat ini.

Masa kejayaan Kesultanan Palembang terjadi pada abad ke-14 hingga ke-16 Masehi. Pada masa ini, Kesultanan Palembang menjadi salah satu pusat perdagangan yang penting di Asia Tenggara dan memiliki pengaruh yang kuat di wilayah Sumatera Selatan dan sekitarnya. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi masa kejayaan Kesultanan Palembang:

  1. Letak geografis yang strategis: Kesultanan Palembang terletak di tepi Sungai Musi yang merupakan jalur perdagangan utama di wilayah Sumatera Selatan. Hal ini memudahkan Kesultanan Palembang untuk melakukan perdagangan dengan negara-negara di Asia Tenggara, seperti Cina, India, Arab, dan Jepang.
  2. Kekuatan militer yang kuat: Kesultanan Palembang memiliki pasukan militer yang kuat dan terorganisir dengan baik. Pasukan ini dipimpin oleh Panglima Perang yang memiliki otoritas tinggi dalam pemerintahan Kesultanan Palembang. Dengan kekuatan militer yang kuat, Kesultanan Palembang dapat menjaga keamanan wilayahnya dan menghadapi ancaman dari luar.
  3. Kebijakan perdagangan yang terbuka: Kesultanan Palembang memiliki kebijakan perdagangan yang terbuka dengan memberikan kemudahan bagi pedagang asing untuk masuk dan berdagang di wilayahnya. Hal ini membuat Kesultanan Palembang menjadi pusat perdagangan yang ramai dan diminati oleh banyak pedagang asing.
  4. Budaya yang maju: Kesultanan Palembang juga dikenal memiliki budaya yang maju, terutama dalam bidang seni dan sastra. Kehadiran para sastrawan dan pelukis yang terkenal pada masa itu, seperti Pujangga Anom dan Radin Pandji Sakti, telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan seni dan sastra di Kesultanan Palembang.

Kesultanan Palembang pada masa kejayaannya juga terkenal dengan produksi lada, kayu gaharu, emas, dan permata yang sangat diminati oleh pedagang asing. Kesultanan Palembang juga berhasil menjalin hubungan perdagangan yang erat dengan Kerajaan Malaka dan Demak di Jawa, yang memberikan pengaruh positif dalam perkembangan perdagangan dan kebudayaan di wilayah tersebut.

Kesultanan Palembang meninggalkan banyak peninggalan sejarah dan budaya yang masih dapat dilihat hingga saat ini. Berikut adalah beberapa peninggalan Kesultanan Palembang:

  1. Masjid Agung Palembang: Masjid Agung Palembang adalah masjid tertua di Palembang yang dibangun pada abad ke-16 oleh Sultan Mahmud Badaruddin I. Masjid ini memiliki arsitektur yang khas dengan pengaruh Melayu, Arab, dan Cina.
  2. Istana Sultan Palembang: Istana Sultan Palembang yang terletak di Kuto Besak adalah bekas kediaman Sultan Palembang pada masa Kesultanan Palembang. Meskipun istana ini telah mengalami banyak perubahan dan renovasi, namun masih terlihat beberapa bangunan asli Kesultanan Palembang seperti Benteng Kuto Besak dan Benteng Kuto Lamo.
  3. Keraton Kuto Lamo: Keraton Kuto Lamo merupakan bekas kediaman para Sultan Palembang pada masa Kesultanan Palembang. Saat ini, keraton ini telah dijadikan sebagai museum dan tempat penyimpanan benda-benda peninggalan Kesultanan Palembang seperti keris, baju besi, dan senjata lainnya.
  4. Tari Bedana: Tari Bedana adalah salah satu tari tradisional Palembang yang berasal dari masa Kesultanan Palembang. Tarian ini biasanya dipentaskan dalam acara-acara adat seperti pernikahan atau upacara adat.
  5. Lembaga Adat Musi: Lembaga Adat Musi adalah lembaga adat yang dibentuk oleh Sultan Palembang pada masa Kesultanan Palembang. Lembaga ini bertugas sebagai pengatur kehidupan sosial dan adat masyarakat Palembang serta sebagai lembaga peradilan adat.
  6. Al-Quran Kuno: Al-Quran Kuno yang disimpan di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II merupakan salah satu peninggalan bersejarah Kesultanan Palembang. Al-Quran ini ditulis pada abad ke-17 dan masih terawat dengan baik hingga saat ini.