Mozaik Islam

Menjaga Akidah Islam dan Menghargai Kebhinekaan demi Masyarakat yang Harmonis dan Sejahtera dalam Bingkai NKRI

Hari-hari Tashriq Tanggal Berapa? Apakah Haram Berpuasa?

Hari-hari Tashriq Tanggal Berapa?

Hari-hari Tashriq dalam istilah Islam adalah merujuk kepada hari ke-11, 12 dan 13 bulan Zulhijjah mengikut kalender Islam Hijrah atau tiga hari berturut-turut setelah hari raya idul adha. Pada hari-hari tersebut, umat Islam yang sedang melakukan ibadah Haji akan menyempurnakan amalan dengan melakukan ibadah melontar di ketiga-tiga Jamrah yaitu Jamratul Ula, Jamratul Wusta dan Jamratul Aqabah. Ibadah melontar jamrah ini dilaksanakan untuk memperingati peristiwa Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. melontar syaitan yang menjelma dan mengganggu kosentrasi kedua Nabi besar tersebut saat melakukan korban sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT.

Umat Islam melakukan ibadah korban sampai sebelumnya masuk waktu Maghrib 14 Zulhijjah. Begitu juga amalan bertakbir, juga disunatkan sehingga maghrib tersebut.

Hari Tashriq Haram Berpuasa

Pada hari-hari Tashriq, umat Islam (Muslim) diharamkan untuk melakukan ibadat puasa, ini kerana Hari Tashriq artinya “Hari Makan Minum“.

Hadis Rasulullah SAW: Dari Nubaisyah al-Hudzali RA katanya:”Rasulullah SAW bersabda:”Hari-hari Tashriq (11,12 dan 13 Zulhijjah) adalah hari-hari makan minum.” (Hadis Riwayat Imam Muslim)

Puasa Arafah Tanggal Berapa?

Puasa Arafah adalah puasa pada Hari Arafah, yaitu hari kesembilan dari bulan Dzulhijjah sehari sebeleum hari raya idul kurban. Puasa ini sangat dianjurkan bagi umat muslim yang tidak pergi haji, sebagaimana terdapat dalam riwayat dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang puasa Arafah: “Saya berharap kepada Allah agar dihapuskan (dosa) setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya“.(HR Muslim)