Mozaik Islam

Menjaga Akidah Islam dan Menghargai Kebhinekaan demi Masyarakat yang Harmonis dan Sejahtera dalam Bingkai NKRI

Anugerah dan Nikmat Mendapat Keturunan

Pertama-tama kita mulai pembicaraan ini dari poin nikmatnya keturunan. Anak-anak merupakan hiasan kehidupan dunia sebagaimana difirmankan oleh Allah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Al Qur’an:

 الماَلُ وَالْبَنُوْنَ زِيْنَةُ الْحَياَةُ الدُّنْياَ 

Harta & anak-anak adl perhiasan kehidupan dunia.” (Al Qur’an Surat: 18: 46)

Mereka merupakan penyejuk hati & penenang jiwa bagi para orang tua; ayah & ibu. Oleh karena itu, di antara doa hamba-hamba Allah yg mukhlis adalah

 رَبَّناَ هَبْ لَناَ مِنْ أَزْواَجِناَ وَذُرِّياَّتِناَ قُرَّةَ أَعْيُنٍ 

Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kpd kami pasangan kami & keturunan kami penyenang hati (kami).” (Al Qur’an Surat: 25: 74)

Demi utk memelihara kesalihan hamba & kebaikan negeri; utk mencapai kebaikan bagi mereka di dunia & akhirat; agar anak-anak menjadi keindahan & penyejuk pandangan mata yg menyenangkan, memberi keharuman hidup di dunia, menjadi anak-anak saleh yg istiqimah dalam agama, yg berhias dgn akhlak & budi pekerti, juga berbahagia di dunia & akhirat; utk mendapat semua di atas & segala kebaikan yg menyeluruh, Allah menyuruh kita menjaga keluarga & memelihara anak serta menumbuhkembangkan mereka di atas nilai kebaikan, petunjuk & segala yg mengandung ridha Alahh & RasulNya. Allah menyuruh kita menjaga mereka dari segala yg akan merusak mereka & menyebabkan Allah & RasulNya murka.

Allah memerintahkan hal itu dgn firmanNya:

 يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا قُوْا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ ناَراً وَقُوْدُهاَ النَّاسُ وَالْحِجاَرَةُ 

Wahai orang-orang yg beriman! Peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yg bagan bakarnya adl manusia & batu..” (Al Qur’an Surat: 66: 6)

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“كُلُّكُمْ راَعٍ وكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالرَّجُلُ راَعٍ فِيْ أَهْلِهِ وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهٍ، وَالْمَرْأَةُ راَعِيَةٌ فِيْ بَيْتِ زَوْجِهاَ وَمَسْؤُوْلَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهاَ”

Semua kamu adl pemimpin & semua kamu bertanggung jawab atas bawahannya. Seorang laki-laki menjadi pemimpin di ruamahnya & bertanggung jawab atas anggota keluarganya. Seorang wanita (istri) harus menjaga rumah suaminya & bertanggung jawab atas segala yg ada di dalamnya.” Dalam riwayat Imam Muslim dikatakan, “Wanita pemelihara rumah suama & anak-anaknya. Ia bertanggung jawab atas mereka.
(Hadis Riwayat: Bukhari & Muslim)

Tarbiyah yg baik yg diperintahkan oleh Allah utk kita terapkan dalam membina keluarga menyimpan byk keberkahan & manfaat nyata yg kebaikannya kembali kpd anak-anak, keluarga & semua masyarakat; baik di dunia maupun di akhirat. Pengaruhnya nyang baik di dunia utk kesalehan & kemaslahatan hamba serta kemakmuran negeri sudah jelas. Sementara kebaikan yg akan didapat di akhirat terletak pd akan terabadikannya kebaikan yg mengalir pd catatan amal orang tua sbg pendidik.

Kebaikan mereka akan terus bertambah dgn hasil tarbiyah tersebut. Dengan melakukan tarbiyah, mereka akan meningkat derajatnya di sisi Allah Subhanahu wa ta’ala Kemudian, manfaat yg disebutkan tadi akan saling take and give dalam memberi manfaat antara bapak, Ibu & nenek moyang dgn anak-cucu-keturunan. Maksudnya, orang tua (bapak & ibu) mendapat manfaat dari perbuatan baik anak-anak mereka. Demikian pula anak, cucu & keturunan akan mendapat manfaat dari kesalehan orang tua.

Tentang manfaat orang tua terhadap anak-cucu ditegaskan oleh Alah dalam firmanNya:

 وَكاَنَ أَبُوْهُماَ صاَلِحاً 

dan ayah mereka berdua adl orang saleh.” (Al Qur’an Surat: 18: 82)

Ayat ini menunjukkan bahwa seseorang dpt menjaga keturunannya di dunia berkat ketekunan ibadahnya dgn penjagaan Allah Subhanahu wa ta’ala terhadap mereka, & di akhirat nanti dgn peningkatan derajat di surga. Untuk kesejukan pandangan mata seseorang dgn keberadaan mereka & sbg penghargaan terhadap para orang tua yg shalih, Allah akan mengumpulkan para orang tua & anak-anak mereka di tempat penuh rahmat & negeri kemuliaan, yaitu surga, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala:

 وَالَّذِيْنَ آمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيْمَانٍ أَلْحَقْناَ بِهِمْ ذُرَّيَّتَهُمْ وَماَ أَلَتْناَهُمْ مِنْ عَمَلَهُمْ مِنْ شَيْءٍ 

dan orang-orang yg beriman beserta anak cucu mereka yg mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dgn anak cucu mereka (di dalam surga), & Kami tdk mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka.” (Al Qur’an Surat: 52: 21)

Tentang manfaat anak keturunan bagi orang tua, telah diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“إذاَ ماَتَ الإنْساَنُ انْقََطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٍ جاَرِيَةٍ اَوْ عَلْمٍ نُنْتَفُ بِهِ أوْ وَلَدٍ صاَلِحٍ يَدْعُوْ لَهُ”

Apabila seorang manusia meninggal dunia maka nilai pahala dari seluruh amalnya terputus, kecuali dari 3 perkara: sedekah jariah, ilmu yg bermanfaat & anah saleh yg mendo’akan.” (Hadis Riwayat: Muslim)

Tentang saling memeberi manfaat antara anak & orang tua difirmankan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala dalam al Qur’an:

 وَالَّذِيْنَ صَبَرُوْا ابْتِغاَءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقاَمُوْا الصَّلاَةَ وَأَنْفَقَوْا مِماَّ رَزَقْناَهُمْ سِرّاً وَعَلاَنِيَةً وَيَدْرَؤُوْنَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَئِكَ لَهُمْ عُقْبىَ الدَّارِ، جَناَّتُ عَدْنٍ يَدْخُلُوْنَهاَ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آباَئِهِمْ وَأَزْواَجِهِمْ وَذُرِّياَّتِهِمْ وَالْمَلاَئِكَةُ يَدْخُلُوْنَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ باَبٍ، سَلاَمٌ عَلَيْكُمْ بِماَ صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبىَ الداَّرِ 

“Dan orang-orang yg sabar karena mengharap keridhaan Tuhannya, melaksanakan shalat, & menginfakkan sebagian harta yg Kami berikan kpd mereka secara sembunyi atau terang-terangnan serta menolak kejahatan dgn kebaikan. Orang itulah yg mendapat tempat kesudahan (yang baik), yaitu surga-surga ‘Adn. Mereka masuk ke dalamnya beserta orang-orang saleh dari nenek moyngnya, pasangan-pasangannya, & anak sucunya. Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu. (simbul mengucapkan) “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.” Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.”

Dalam ayat ini terkandung kabar gembira yg akan menambahkan kesenangan & kebahagiaan bagi orang yg taat kpd orang tua. Karena, apabila Allah awt. memberi kabar gembira kpd seorang muslim mukallaf bahwa ketika ia masuk surga, semua keluarganya akan hadir bersamanya maka akan semakin besar kesenangannya & bertambah kebahagiaanya.

Islam tdk membedakan antara laki-laki & perempuan dalam pendidikan & memberi kebaikan kpd mereka. Sebaliknya Islam memberi kesamaan & keadilan dalam memberi pahala besar terhadap mereka.

Oleh karena pentingnya keturunan yg saleh bagi orang tua; ayah & ibu maka hal itu menjadi keinginan & permohonan para nabi, sebagaimana permohonan Nabi Ibrahim as dgn ungkapannya:

 رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصاَّلِحِيْنَ 

Ya Tuhanku, anugerahkan kepadaku (serang anak) yg termasuk orang-orang yg saleh.” (Al Qur’an Surat: 37: 100)

Demikian pula Nabi Zakaria memohon kpd dgn ungkapannya:

 رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعاَءِ 

Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yg baik dari sisiMu. Sesungguhnya Engkau maha mendengar do’a.” (Al Qur’an Surat: 3: 38)

Semua nabi & selain mereka yg disebutkan dalam al Qur’an memohon kpd Allah agar anak cucu mereka dijadikan keturunan yg baik & saleh.

Berdo’a merupakan sebab yg paling penting & besar manfaatnya. Orang yg dimudahkan utk berdo’a maka sesungguhnya telah dibuka pintu kebaikan yg besar baginya. Allah tdk akan menolak orang-orang memohon kepadaNya. Dalam hal ini, Umar berkata: “Sungguh aku tdk memikirkan dikabulkannya do’a. Akan tetapi, yg menjadi perhatianku adl pentingnya berdo’a.” Maksudnya, apabila Allah memberi taufiq kepadaku utk berdo’a maka aku yakin bahwa Allah akan mengabulkan do’aku.

Ungkapan di atas termasuk masalah percaya kpd Allah, tentram dgn jaminanNya & berbaik sangka kepadaNya, sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kita utk berbaik sangka kpd Allah dalam sabdanya:

“لاَ يَمُوْتَنَّ أحَدُكُمْ إلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ باللهِ”

Seseorang di antara kamu tdk boleh mati kecuali bersikap baik sangka kpd Allah.” (Hadis Riwayat: Muslim)

Ditulis oleh Muhammad bin Ali al Arfaj