Mozaik Islam

Menjaga Akidah Islam dan Menghargai Kebhinekaan demi Masyarakat yang Harmonis dan Sejahtera dalam Bingkai NKRI

Mencintai Ahlul Bait (Prinsip ketujuh)

Dan di antara prinsip-prinsip Ahlus Sunnah Wal Jamaah adl mencintai ahlul bait sesuai dgn wasiat Rasulullah  dalam sabdanya:

(( أُذَكِّرُكُمُ اللهَ فِيْ أَهْلِ بَيْتِيْ ))

Sesungguhnya aku mengingatkan kalian dgn ahli baitku

Sedang yg termasuk ahli bait (keluarga) beliau adl istri-istrinya sbgibu kaum mu’minin. Dan sungguh Allah telah berfirman tentang mereka setelah menegur mereka:

Wahai istri-istri Nabi …” (Al Qur’an Surat: Al Ahzaab: 32).

Kemudian mengarahkan nasihat-nasihat kpd mereka & menjanjikan mereka dgn pahala yg besar, Allah berfirman:

Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kalian, hai ahlul bait & mensucikan kalian sesuci-sucinya“. (Al Qur’an Surat: Al Ahzaab: 33).

Pada dasarnya ahlul bait itu adl saudara-saudara dekat Nabi  & yg dimaksudkan di sini khususnya adl yg shaleh di antara mereka. Sedang saudara-saudara dekat yg tdk shaleh, seperti pamannya, Abu Lahab, maka mereka tdk memiliki hak. Allah berfirman:

Celakalah kedua tangan Abu Lahab, & sungguh celaka dia.” (Al Qur’an Surat: Al Lahab: 1).

Mereka sekedar ada hubungan darah yg dekat & bernisbat kpd Rasul  tanpa keshalehan dalam beragama (Islam) tdk ada manfaat dari Allah sedikitpun baginya, Rasul  bersabda:

(( يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ اشْتَرُوْا أَنْفُسَكُمْ لاَ أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللهِ شَيْئًا, يَا عَبَّاسُ عَمَّ رَسُوْلِ اللهِ لاَ أُغْنِي عَنْكَ مِنَ اللهِ شَيْئًا, يَا صَفِيَّةُ عَمَّةَ رَسُـوْلِ اللهِ لاَ أُغْنِي عَنْكِ مِنَ اللهِ شَيْئاً, يَا فَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ سَلِيْنِيْ مِنْ مَـالِيْ مَا شِئْتِ لاَ أُغْنِي عَنْكِ مِنَ اللهِ شَيْئًا ))

Hai kaum Quraisy, belilah diri-diri kamu, sebab aku tdk dpt memberi kamu manfaat di hadapan Allah sedikitpun, wahai Abbas paman Rasulullah, aku tdk dpt memberikan manfaat apapun di hadapan Allah. Wahai Shafiah bibi Rasulullah, aku tdk dpt memberi manfaat apapun di hadapan Allah, wahai Fathimah anak Muhammad, mintalah dari hartaku semaumu, aku tdk dpt memberikan manfaat apapun di hadapan Allah” (Hadis Riwayat: Bukhari & Muslim).

Dan saudara-saudara Rasulullah  yg shaleh tersebut mempunyai hak atas kita berupa penghormatan, cinta & penghargaan, namun kita tdk boleh berlebih-lebihan. Mendekatkan diri dgn sesuatu ibadah kpd mereka. Adapun keyakinan bahwa mereka memiliki kemampuan utk memberi manfaat atau mudharat selain dari Allah adl bathil, sebab Allah telah berfirman:

“Katakanlah (hai Muhammad) bahwasanya aku tdk kuasa mendatangkan kemudharatan & manfaat bagi kalian.” (Al Qur’an Surat: Al Jin: 21).

Katakanlah (hai Muhammad): “Aku tdk memiliki manfaat atau mudharat atas diriku kecuali apa-apa yg dikehendaki oleh Allah, kalaulah aku mengetahui yg ghaib sungguh aku akan perbanyak berbuat baik & aku tdk akan ditimpa kemudharatan“. (Al Qur’an Surat: Al A’raf: 188).

Apabila Rasulullah  saja demikian, maka bagaimana pula yg lainnya. Jadi apa yg diyakini sebagian orang terhadap kerabat Rasulullah  adl sesuatu keyakinan yg bathil.

Shaleh Al Fauzan, صالح بن فوزان الفوزان, Penerjemah: Rahmat al-‘Arifin Muhammad bin Ma’ruf