Mozaik Islam

Menjaga Akidah Islam dan Menghargai Kebhinekaan demi Masyarakat yang Harmonis dan Sejahtera dalam Bingkai NKRI

Doa Qunut Dalam Witir Dipertengahan Ramadhan

Assalamu’alaikum, wr. Wb

Ustadz saya mau tanya tentang hukum membaca do’a qunut di dalam dalam shalat witir dipertengahan bulan Ramadhan, mulai tgl 16 ke atas. Apakah ada dasar hukumnya? Karena byk sekali masjid-masjid yg saya jumpai melaksanakan hal tersebut.

Jawaban

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Doa qunut yg dilakukan pd rakaat terakhir shalat witir adl sunnah Rasulullah SAW. Dan dilakukan mulai malam ke-16 hingga akhir bulan Ramadhan.

Dalilnya adl hadits berikut ini:

عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ أَنَّ رَسُولُ اللهِ كَانَ يُوتِر فَيَقْنُتُ قَبْلَ الرُّكُوع

Dari Ubai bin Ka`ab radliyallahu `anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan qunut pd rakaat witir & meletakkannya sebelum ruku`.”(HR Ibnu Abi Syaibah 12/41/1, Abu Dawud, An-Nasa’i di dalam Sunan Al-Kubra 218/1-2, Ahmad, At-Thabrani, Al-Baihaqi & Ibnu Asakir dgn sanad yg shahih

Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa qunut pd shalat witir disyariatkan bukan hanya pd bulan Ramadhan tetapi juga di luar bulan Ramadhan.

Diriwayatkan oleh imam Ahmad dari hadits Hasan bin Ali berkata: Rasulullah mengajariku kata-kata (doa) yg aku ucapkan pd waktu salat witir:

Allahummah dina fiman hadaita, wa a’fina fiiman aafaita….

Imam Tirmidzi mengatakan: hadits ini derajatnya hasan. Imam Nawawi mengatakan: hadits ini sanadnya sahih.

Imam Ahmad berkata bahwa qunut pd shalat witir adl madzhab Ibnu Mas’ud, Abu Musa, Ibnu Abas, al-Bara’, Anas bin Malik, Hasan al-Bashri, Umar bin Abdul Aziz, Tsauri & Ibnu Mubarak, Madzhab Hanafiyah.

Lafadz Qunut

Adapun lafadz doa qunut, kita telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau mengajarkannya kpd cucunda beliau Hasan bin Ali.

عَنِ الحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ قَالَ عَلَّمَنيِ رَسُولُ الله كَلِمَاتٍ أَقُولهُنَّ فيِ الوِتْر : اللَّهُمَّ اهْدِنيِ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِي فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنيِ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ ليِ فِيْمَا أَعْطَيْتَ وَقِنيِ شَرَّ مَا قَضَيْتَ إِنَّكَ تَقْضِي وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ إِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتََ

Ya Allah berilah aku hidayah, termasuk pd orang yg Engkau beri hidayah, & berilah aku keselamatan, & orang yg Engkau anugrahi keselamatan & perbaikilah urusanku, termasuk dalam orang yg Engkau perbaiki urusannya, & berkahilah aku pd apa yg Engkau anugerahkan kepadaku, & hindarkan aku dari kejahatan apa yg Engkau putuskan, sungguh Engkaulah yg memutuskan & bukan diputuskan, & sungguh tdk akan hina orang yg Engkau tolong serta tdk akan mulia orang yg memusuhi-Mu, Maha Berkah Engkau & Maha Tinggi, tiada tempat berlindung dari-Mu kecuali kpd diri-Mu. (Riwayat Abu Dawud, Nasai & yg lainnya dgn sanad yg shahih. lihat “Sifat Shalat Nabi” hal: 95-96 cet. ke-7

Dan tdk mengapa melakukan qunut setelah ruku’, juga menambah melaknati orang-orang kafir, & bershalawat kpd Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta mendoakan kaum muslimin pd pertengahan kedua dari bulan Ramadhan, karena hal itu telah dilakukan di masa Umar radhiyallahu ‘anhu. Dan telah tersebut pd hadist Abdurrahman bin Abdul Qari’: “Dan mereka melaknati orang-orang kafir pd pertengahan Ramadhan”:

اللَّهُمَّ قَاتِلِ الكَفَرَة الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ وَلاَ يُؤْمِنُونَ بِوَعْدِكَ وَخَالَفَ بَيْنَ كَلِمَتِهِم وَاًلق فيِ قُلُوبِهِم الرُّعْبَ واًلق عَلَيْهِم رِجْزَكَ وَعَذَابِكَ …

Ya Allah! Perangilah orang-orang kafir yg menghalangi dari jalan-Mu & mendustakan para Rasul-Mu & tdk beriman dgn janji-Mu. Cerai beraikan persatuan mereka, lemparkan rasa takut pd hati mereka, & lemparkan adzab-Mu atas mereka wahai Illah yg haq.”

Kemudian dalam rangkaian doa qunut itu dilanjutkan dgn membaca shalawat kpd Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam & berdoa utk kaum muslimin semampunya dari kebaikan, lalu mintakan ampun utk mereka.

Setelah selesai melaknati orang-orang kafir & bersholawat kpd Nabi SAW, maka diteruskan dgn membaca:

اللَّهُمَّ إِيَّاكَ َنعْبُدُ وَلَكَ نُصّلِّي وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحفد وَنَرْجُو رَحْمَتَكَ رَبَّنَا وَنَخَافُ عَذَابَكَ الجد إِنَّ عَذَابَكَ لِمَن عَادَيْتَ مُلحَق

Ya Allah! Hanya kepada-Mu kami menyembah & hanya untuk-Mu kami shalat & sujud. Hanya kepada-Mu kami menuju & menyegerakan langkah kami Kami mengharap rahmat-Mu wahai Tuhan kami & kami takut adzab-Mu yg sangat. Sesungguhnya adzab-Mu akan mengenai orang yg memusuhi-Mu.”

Kemudian bertakbir & menuju sujud. (Riwayat Ibnu Khuzaimah dalam kitab “Shahihnya” (2/155-156/1100)).

Wallahu a’lam bishshawab, Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Penulis: Ahmad Sarwat, Lc