Mozaik Islam

Menjaga Akidah Islam dan Menghargai Kebhinekaan demi Masyarakat yang Harmonis dan Sejahtera dalam Bingkai NKRI

Etika Membaca Al-Qur’an

  1. Hendaknya tdk menyentuh Al-Qur’an kecuali dalam keadaan suci. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman yg artinya: “Tidak akan menyentuhnya kecuali orang-orang yg disucikan”. (Al-Waqi`ah: 79).
  2. Boleh bagi wanita haid & nifas membaca al-Qur’an dgn tdk menyentuh mushafnya menurut salah satu pendapat ulama yg lbh kuat, karena tdk ada hadits shahih dari Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam yg melarang hal tersebut.
  3. Disunnatkan menyaringkan bacaan Al-Qur’an selagi tdk ada unsur yg negatif, seperti riya atau yg serupa dengannya, atau dpt mengganggu orang yg sedang shalat, atau orang lain yg juga membaca Al-Qur’an.
  4. Termasuk sunnah adl berhenti membaca bila sudah ngantuk, karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “?pabila salah seorang kamu bangun di malam hari, lalu lisannya merasa sulit utk membaca Al-Qur’an hingga tdk menyadari apa yg ia baca, maka hendaknya ia berbaring (tidur)”. (Hadis Riwayat: Muslim).
  5. Sebaiknya orang yg membaca Al-Qur’an dalam keadaan sudah berwudhu, suci pakaiannya, badannya & tempatnya serta telah bergosok gigi.
  6.  Hendaknya memilih tempat yg tenang & waktunya pun pas, karena hal tersebut lbh dpt konsentrasi & jiwa lbh tenang.
  7. Hendaknya memulai tilawah dgn ta`awwudz, kemu-dian basmalah pd setiap awal surah selain selain surah At-Taubah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yg artinya: “Apabila kamu akan mem-baca al-Qur’an, maka memohon perlindungan-lah kamu kpd Allah dari godaan syetan yg terkutuk”. (An-Nahl: 98).
  8. Hendaknya selalu memperhatikan hukum-hukum tajwid & membunyikan huruf sesuai dgn makhrajnya serta membacanya dgn tartil (perlahan-lahan). Allah berfirman yg Subhanahu wa Ta’ala artinya: “Dan Bacalah Al-Qur’an itu dgn perlahan-lahan”. (Al-Muzzammil: 4).
  9. Disunnatkan memanjangkan bacaan & memperindah suara di saat membacanya. Anas bin Malik Radhiallaahu anhu pernah ditanya: Bagaimana bacaan Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam (terhadap Al-Qur’an? Anas menjawab: “Bacaannya panjang (mad), kemudian Nabi membaca “Bismillahirrahmanirrahim” sambil memanjangkan Bismillahi, & memanjangkan bacaan ar-rahmani & memanjangkan bacaan ar-rahim”. (Hadis Riwayat: Al-Bukhari). Dan Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam juga bersabda: “Hiasilah suara kalian dgn Al-Qur’an”. (Hadis Riwayat: Abu Daud, & dishahih-kan oleh Al-Albani).
  10.  Hendaknya membaca sambil merenungkan & menghayati makna yg terkandung pd ayat-ayat yg dibaca, berinteraksi dengannya, sambil memohon surga kpd Allah bila terbaca ayat-ayat surga, & berlindung kpd Allah dari neraka bila terbaca ayat-ayat neraka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yg artinya: “Ini adl sebuah kitab yg Kami turunkan kepadamu penuh dgn berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya & supaya mendapat pelajaran orang-orang yg mempunyai fikiran.” (Shad: 29). Dan di dalam hadits Hudzaifah ia menuturkan: “……Apabila Nabi terbaca ayat yg mengandung makna bertasbih (kepada Allah) beliau bertasbih, & apabila terbaca ayat yg mengandung do`a, maka beliau berdo`a, & apabila terbaca ayat yg bermakna meminta perlindungan (kepada Allah) beliau memohon perlindungan”. (Hadis Riwayat: Muslim). Allah berfirman yg artinya:
  11. Hendaknya mendengarkan bacaan Al-Qur’an dgn baik & diam, tdk berbicara. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yg artinya: “Dan apabila Al- Qur’an dibacakan, maka dengarkanlah baik-baik, & perhatikanlah dgn tenang agar kamu men-dapat rahmat”. (Al-A`raf: 204).
  12. Hendaklah selalu menjaga al-Qur’an & tekun membacanya & mempelajarinya (bertadarus) hingga tdk lupa. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Peliharalah Al-Qur’an baik-baik, karena demi Tuhan yg diriku berada di tangan-Nya, ia benar-benar lbh liar (mudah lepas) dari pd unta yg terikat di tali kendalinya“. (Hadis Riwayat: Al-Bukhari).

Div. Ilmiyah Dar Al Wathan, Terjemah : Tim Dar Al Wathan