Mozaik Islam

Menjaga Akidah Islam dan Menghargai Kebhinekaan demi Masyarakat yang Harmonis dan Sejahtera dalam Bingkai NKRI

Etika Bercanda

  1. Hendaknya percandaan itu adl benar tdk mengandung dusta. Dan hendaknya pecanda tdk mengada-ada cerita-cerita khayalan supaya orang lain tertawa. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Celakalah bagi orang yg berbicara lalu berdusta supaya dengannya orang byk jdi tertawa. Celakalah baginya & celakalah“. (Hadis Riwayat: Ahmad & dinilai hasan oleh Al-Albani).
  2. Hendaknya percandaan tdk mengandung unsur menyakiti perasaan salah seorang di antara manusia. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah seorang di antara kamu mengambil barang temannya apakah itu hanya canda atau sungguh-sungguh; & jika ia telah mengambil tongkat temannya, maka ia harus mengembalikannya kepadanya“. (Hadis Riwayat: Ahmad & Abu Daud; dinilai hasan oleh Al-Albani).
  3. Hendaknya percandaan tdk mengandung nama Allah, ayat-ayat-Nya, Sunnah rasul-Nya atau syi`ar-syi`ar Islam. Karena Allah telah berfirman tentang orang- orang yg memperolok-olokan shahabat Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam , yg ahli baca al-Qur`an yg artimya: “Dan jika kamu tanyakan kpd mereka (tentang apa yg mereka lakukan), tentulah mereka menjawab: “Sesungguh-nya kami hanyalah bersenda gurau & bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dgn Allah, ayat-ayat-Nya & Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”. Tidak usah kamu minta ma`af, karena kamu kafir sesudah beriman”. (At-Taubah: 65-66).
  4. Bercanda tdk boleh dilakukan terhadap orang yg lbh tua darimu, atau terhadap orang yg tdk bisa bercanda atau tdk dpt menerimanya, atau terhadap perempuan yg bukan mahrammu.
  5. Hendaknya anda tdk memperbanyak canda hingga menjadi tabiatmu, & jatuhlah wibawamu & akibatnya kamu mudah dipermainkan oleh orang lain.

Div. Ilmiyah Dar Al Wathan, Terjemah : Tim Dar Al Wathan