Mozaik Islam

Menjaga Akidah Islam dan Menghargai Kebhinekaan demi Masyarakat yang Harmonis dan Sejahtera dalam Bingkai NKRI

Kemuliaan Wanita Dalam Islam

Segala puji hanya bagi Allah subhanahu wa ta’ala, shalawat & salam semoga tetap tercurahkan kpd baginda Rasulullah salallahu ‘alaihi wasalam, & aku bersaksi bahwa tiada tuhan yg berhak disembah dgn sebenarnya selain Allah yg Maha Esa & tiada sekutu bagi -Nya & aku bersaksi bahwa Muhammad adl hamba & utusan -Nya.

Pembahasan kita kali ini adl tentang wanita, & pembicaraan tentang perkara ini akan berkisar pd beberapa point di bawah ini:

  1. Pertama :Keadaan wanita sebelum Islam.
  2. Kedua :Gambaran indah tentang bagaimana Islam memuliakan wanita.
  3. Ketiga :Beberapa syubhat & bantahan terhadap syubhat tersebut.
  4. Keempat :Kewajiban kita terhadap wanita.

Keadaan wanita sebelum Islam

Wanita sebelum datangnya Islam di sebagian masyarakat jahiliyah mengalami masa hidup yg sangat kritis, masyarakat jahiliyah benci dgn kelahiran seorang wanita, di antara mereka ada yg mengubur anak wanita secara hidup-hidup di dalam lubang karena takut cela, di antara mereka ada yg membiarkan wanita hidup dalam dunia kehinaan & kenistaan.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dgn (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya & dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang byk , disebabkan buruknya berita yg disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dgn menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yg mereka tetapkan itu. (Al Qur’an Surat: Al-Nahl: 58-59).

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

قال الله تعالى : ﴿ وَإِذَا الْمَوْؤُودَةُ سُئِلَتْ بِأَيِّ ذَنبٍ قُتِلَتْ﴾ (التكوير: 9-8)

Apabila bayi-bayi perempuan yg dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh”, (Al Qur’an Surat: Al-Takwir; 8-9)

Al-Mau’udah adl anak wanita yg dikuburkan hidup-hidup sehingga mati di dalam tanah, wanita pd masa jahiliyah tdk berhak mendapat warisan walaupun wanita tersebut hidup dalam kemiskinan & kebutuhan yg tinggi, sebab pewarisan tersebut hanya berlaku bagi kaum pria saja, bahkan wanita tersebut bisa diwariskan setelah suaminya meninggal sebagaimana harta diwariskan, lbh dari itu byk wanita yg hidup di bawah satu lelaki sebab masayarakat jahiliyah tdk membatasi diri dgn batasan jumlah istri-istri, & merekapun tdk menghiraukan terhadap berbagai pengekangan & kezaliman yg terjadi pd wanita.

Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Umar RA bahwa beliau berkata, “Demi Allah!, pd masa jahiliyah wanita tdk kami anggap apapun, sehingga Allah menurunkan bagi mereka tuntunan yg menjelaskan kemaslahatan bagi mereka & Allah memberikan bagian harta tertentu dalam perkara pewarisan”.

Gambaran indah tentang bagaimana Islam memuliakan wanita

Segala bentuk kezaliman telah dihapuskan dari mereka, & Islam mengembalikan kedudukannya, & menjadikan mereka sbg mitra lelaki yg berkedudukan sejajar dalam urusan pahala, siksa & semua hak, kecuali perkara yg memang dikhususkan utk wanita. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Barang siapa yg mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yg baik & sesungguhnya akan Kami beri balasan kpd mereka dgn pahala yg lbh baik dari apa yg telah mereka kerjakan. (Al Qur’an Surat: Al-Nahl: 97)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), “Sesungguhnya Aku tdk menyia-nyiakan amal orang-orang yg beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adl turunan dari sebagian yg lain. (Al Qur’an Surat: Ali Imron: 195).

Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi dari Ummu Imarah radhiallahu ‘anha bahwa dia mendatangi Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasalam & berkata, “Aku tdk melihat sesuatu tuntunan kecuali semuanya bagi lelaki, aku tdk melihat bagi wanita sesuatu tuntunan tertentu, lalu Allah menurunkan ayat ini:

Sesungguhnya laki-laki & perempuan yg muslim, laki-laki & perempuan yg mukmin, laki-laki & perempuan yg tetap dalam ketaatannya, laki-laki & perempuan yg benar, laki-laki & perempuan yg sabar, laki-laki & perempuan yg khusyuk, laki-laki & perempuan yg bersedekah, laki-laki & perempuan yg berpuasa, laki-laki & perempuan yg memelihara kehormatannya, laki-laki & perempuan yg byk menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan utk mereka ampunan & pahala yg besar. (Al Qur’an Surat: Al-Ahzab: 35).

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam kitab musnadnya dari Aisyah RA bahwa Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Sesungguhnya wanita adl saudara sekandung kaum pria”.2

Dan Islam melarang menjadikan wanita sbg warisan bagi kaum lelaki, sebagaimana yg terjadi pd masyarakat jahiliyah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Hai orang-orang yg beriman, tdk halal bagi kamu mempusakai wanita dgn jalan paksa”. (Al Qur’an Surat: Al-Nisa’: 19).

Maka Islam menjamin kemerdekaan pribadi wanita, menjadikannya pewaris bukan barang yg diwariskan, Islam juga memberikan bagian harta warisan dari harta kerabatnya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapak & kerabatnya, & bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapak & kerabatnya, baik sedikit atau byk menurut bahagian yg telah ditetapkan. (Al Qur’an Surat: Al-Nisa’: 7)

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari & Muslim dari Abi Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Berilah wasiat kpd wanita dgn wasiat yg lbh baik”.3

Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Orang yg terbaik di antara kalian adl orang yg terbaik terhadap keluarganya & saya adl orang yg terbaik terhadap keluarga saya”.

Beberapa Syubhat Yang Mesti Dibantah

Para pelaku syahwat telah mengeksploitasi berbagai media masa utk mengumbar syubhat bahwa kaum wanita mengalami diskriminasi, mereka adl bagian sumber daya yg terabaikan, rumah bagai penjara bagi mereka, sementara kepemimpinan lelaki adl sbg pedang terhunus yg menghalangi dirinya utk bebas. Sangat disayangkan ternyata racun pemikiran ini menjangkiti sebagian besar wanita. Adapun perkataan yg mengatakan bahwa wanita mengalami diskriminasi, maka penjelasan masalah ini telah dipaparkan sebelumnya pd pembahasan tentang kedudukan wanita di dalam Islam, di mana Islam telah mengangkat berbagai bentuk kezaliman yg menimpa mereka pd masa jahiliyah. Mereka bukanlah sumber daya yg terabaikan bahkan berdiamnya wanita utk mendidik anak adl amal agung yg dengannya dia bisa mendapat pahala, yg akan melahirkan buah yg bermanfaat bagi masyarakat.

Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila seorang wanita telah melaksanakan shalat 5 waktunya, menjalankkan puasanya, menjaga kemaluannya & taat kpd suaminya maka dia akan masuk surga dari pintu manapun yg disukainya”.

Dan orang yg memperhatikan masyarakat barat yg menyaksikan para wanitanya keluar guna menyaingi kaum pria, meninggalkan anak-anak dalam asuhan para pembantu, atau panti asuhan anak atau yg lainnya, akan melihat terjadi berbagai tindak kekerasan, dekadensi moral, byk nya anak zina, terjadinya kehancuran rumah tangga, merajalelanya obat-obat terlarang & berbagai barang yg memabukkan & lain sebagainya, maka setelah melihat realita di atas, dia akan menyadari keagungan agama ini.

Maha Benar Allah dgn firman -Nya yg berbunyi:

…dan hendaklah kamu tetap di rumahmu & janganlah kamu berhias & bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yg dahulu”. (Al Qur’an Surat: Al-Ahzab: 33)

Adapun kepemimpinan lelaki terhadap wanita dalam rangka menjaga kehormatan & kemuliaan wanita tersebut dari gangguan kaum pria. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Kaum laki-laki itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yg lain (wanita), & karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. (Al Qur’an Surat: Al-Nisa’: 34)

Ibnu Katsir berkata, “Artinya kaum lelaki sbg penopang kaum wanita, yaitu sbg pemimpin & penyangga utama, sbg hakim & sbg pendidiknya jika bengkok.

Ibnu Abbas berkata, (الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاء) maksudnya adl sbg pemimpin atas mereka, & ketaatan istri pd suami dalam perkara yg diperintahkan oleh Allah utk ditaati, & ketaatan seorang istri adl dgn berlaku baik terhadap keluarganya & menjaga hartanya”.

Kewajiban kita terhadap wanita

Pertama: Kewajiban mendidik anak laki-laki & wanita yg kita miliki serta istri kita dgn pendidikan yg baik. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Hai orang-orang yg beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yg bahan bakarnya adl manusia & batu; penjaganya malaikat-malaikat yg kasar, yg keras, yg tdk mendurhakai Allah terhadap apa yg diperintahkan-Nya kpd mereka & selalu mengerjakan apa yg diperintahkan. (Al-Tahrim: 6)

Ali bin Thalib RA berkata, “Didiklah mereka & ajarkan kpd mereka kebaikan”. Diriwayatkan oleh AL-Bukhari & Muslim dari Ibnu Umar bahwa Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Setiap kalian adl peminpin & setiap kalian akan ditanya tentang kepeminpinannya”.

Seandainya seorang lelaki memperhatikan keluarganya & mendidik mereka dgn pendidikan yg didasarkan kpd kitab & sunnah maka seluruh masyarakat akan menjadi baik.

Kedua: Membekali diri dgn ilmu syara’. Dengan ilmu syara’ inilah, kita bisa menyingkap kesesatan orang-orang yg sesat, penyelewengan para penyeleweng dari kelompok sekulerisme & pengikut hawa nafsu & syahwat, dgn ilmu pula, kita bisa menyingkap konspirasi mereka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Adakah sama orang-orang yg mengetahui dgn orang-orang yg tdk mengetahui?” Sesungguhnya orang yg berakallah yg dpt menerima pelajaran. (Al Qur’an Surat: Al-Zumar: 9)

Ketiga: Berdakwah kpd Allah Azza Wa Jalla, memperingatkan manusia terhadap pelaku kejahatan, serta segala konspirasi mereka utk merusak kaum wanita & menjauhkan mereka dari ajaran agama mereka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku & orang-orang yg mengikutiku mengajak (kamu) kpd Allah dgn hujjah yg nyata, Maha Suci Allah, & aku tiada termasuk orang-orang yg musyrik”. (Al Qur’an Surat: Yusuf: 108).

Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shaihnya dari Sahl bin Sa’d bahwa Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Demi Allah bahwa Allah memberikan hidyah kapada seorang lelaki dgn sebab dirimu maka hal itu lbh baik bagimu dari onta merah yg engkau miliki”.

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala Tuhan semesta alam, semoga shalawat & salam tetap tercurahkan kpd Nabi kita Muhammad salallahu ‘alaihi wasalam & kpd keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.

Karya: Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi