Mozaik Islam

Menjaga Akidah Islam dan Menghargai Kebhinekaan demi Masyarakat yang Harmonis dan Sejahtera dalam Bingkai NKRI

Cara Menyambut Kelahiran Anak Perempuan

Tatkala bisyarah (kabar gembira) menyenangkan seseorang maka disunahkan bagi seorang muslim segera menyatakan kegembiraannya terhadap saudaranya yg mendapat bisyarah tersebut. Tidak boleh dibedakan antara bisyarah dgn anak laki-laki atau dgn anak perempuan.

Shalih putra Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan, “Bila ayahku mendapat keturunan anak perempuan, beliau berkata: Para nabi dahulu adl bapak-bapak dari anak-anak perempuan.

Abu Bakar bin al Mundzir mengatakan dalam kitab al Ausath, kami meriwayatkan dari al Hasan al Bashri bahwa ada seorang laki-laki datang kepadanya & secara kebetulan di sisinya ada laki-laki lain yg telah mendapat kelahiran bayi laki-laki kemudian laki-laki yg baru datang tadi mengucapkan selamat kepadanya dgn ungkapan, (يُهَنِّئُكَ الْفاَرِسُ) artinya, “Anda disambut oleh penunggang kuda!”. Al Hasan menegurnya, “Dari mana kamu tahu, ia penunggang kuda atau himar?” Kemudian ia bertanya, “Jadi, kita harus mengatakan apa?” al Hasan Bashri menjawab, katakanlah:

” بُوْرِكَ فِي الْمَوْهُوْبِ، وَشَكَرْتَ الواَهِبَ، وَبَلَغَ أَشُدَّهُ، وَرُزِقْتَ بِرَّهُ “

Semoga anak yg diberikan itu diberkati. Semoga engkau bisa bersyukur kpd Allah sbg Pemberi. Semoga anak itu sampai dewasa. Dan semoga engkau mendapat baktinya.

Seorang sastrawan berkata kpd orang yg dikaruniai anak perempuan, “Semoga Allah memberkati Anda pd anak perempuanmu yg akan dpt diambil faidah. Semoga anak itu dijadikan hiasan & balasan baik utk Anda atas merawatnya. Oleh karena itu, Anda jangan membenci anak-anak perempuan karena mereka adl ibu, saudara perempuan, ataupun bibi. Di antara mereka ada yg shalihah, ahli ibadah, & yg pandai menjaga diri ketika sendirian dgn pemeliharaan Allah.

Kami ingin menuangkan sebuah percakapan indah antara 2 sahabat Nabi yg agung, yaitu Mu’awiyah bin Abu Sufyan & Amer bin al Aash. Suatu ketika Amer bin Ash masuk kpd Mu’awiyah bin Abi Sufyan sementara di sisi beliau ada putrinya yg bernama, Aisyah. Amer bertanya, “Siapakah anak perempuan ini, wahai Amirul mukminin?” Mu’awiyah menjawab, “Ini adl buah hatiku.” Amer berkata, “Singkirkan dia dari Baginda!” Mu’awiyah balik bertanya, “Mengapa?” Amer menjawab, “Demi Allah, perempuan itu akan melahirkan musuh-musuh, akan mendekatkan yg jauh, & akan menimbulkan kedengkian.” Mu’awiyah berkata, “Kamu jangan bicara seperti itu, wahai Amer! Demi Allah, tdk ada yg seperti kaum perempuan. Mereka dpt merawat orang-orang sakit, membantu meringankan kesedihan & berbakti kpd yg masih hidup.” Amer berkata: “Aku tdk mengenal tuan kecuali tuan membuatku menyenangi mereka (kaum hawa). Ketika aku masuk kpd tuan, aku merasakan bahwa tdk ada yg aku lbh benci di atas permukaan bumi ini selain mereka. Dan sekarang aku keluar dari sisi tuan sungguh tdk ada yg aku lbh cintai daripada mereka.”

Di sini ada permasalahan penting, yaitu bahaya melalaikan anak perempuan, baik dalam mendidik, memberikan cinta & kasih sayang atau kasar dalam mendidik yg akan menimbulkan pengaruh buruk. Oleh karena itu, para orang tua, baik bapak ataupun ibu, wajib memberi perhatian penuh terhadap anak-anak perempuan mereka sbg pengamalan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yg berbunyi:

“كُلُّكُمْ راَعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ”

Setiap kamu adl pemimpin & setiap kamu akan diminta pertanggungjawaban atas apa yg dipimipinnya.” (Hadis Riwayat: Bukhari & Muslim)

Hal itu merupakan amanah yg dipikul oleh setiap muslim laki-laki & muslim perempuan, baik seorang ayah, ibu, saudara laki-laki ataupun saudara perempuan. Maka oleh karena itu, setiap orang mempunyai tanggung jawab sesuai kesanggupan & kemampuannya atas melakukan tanggungjawab & atas kedekatan kekerabatannya.

Termasuk dalam maslah ini adl memperhatikan hijab utk anak perempuan dgn membelikan busana muslimah yg akan memberikan keanggunan kepadanya. Dan mengenakan busana muslimah ini hendaknya menjadi adat & kebiasaanya di setiap kondisi & keadaan sehingga anak perempuan tersebut mantap dalam keimanannya yg dilidungi dgn rasa malu.

Anak perempuan tersebut perlu diajarkan al Qur’an & sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebeih-lebih di zaman sekarang yg penuh gelombang dekadensi moral yg diarahkan oleh musuh-musuh Islam kpd kaum muslimin di setiap negeri. Bisa jdi akan lbh bahaya lagi di negeri ini (Saudi Arabia) karena merupakan benteng terakhir dari pertahanan Islam kecuali Allah Subhanahu wa ta’ala menghendaki lain. Di negeri ini (Saudi) Alhamdulillah masih terdapat khisymah (kehormatan wanita dgn pakaiannya yg islami) & iffah (keterpeliharaan diri) & masih byk masyarakat besar maupun kecil yg menjaga anak-anak perempuannya & antusias mendidik mereka dgn buku-buku yg menfaat, kaset-kaset islami & mengajarkan kitab suci al Qur’an & sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam Alhamdulillah masih kita dpt saksikan di negeri ini pd setiap saat halaqah-halaqah yg mengajarkan hapalan al Qur’an al Kariem; di setiap kota maupun kampung. Bahkan kita dapatkan –alhamdulillah– byk kaum wanita yg hapal al Qur’an disamping byk nya madrasah tahfizh al Qur’an utk kaum putri di waktu pagi yg disediakan & dilindungi oleh pimpinan urusan wanita. Ini merupakan karunia Allah Subhanahu wa ta’ala yg diberikan kpd negeri ini dimana para pemimpinannya diberi kesungguhan utk memperhatikan bidang-bidang yg baik ini.

Jika dpt disatukan semua usaha & perjuangan dari orang tua anak, para penanggung jawab di pemerintahan & para pendidik & pembina utk melaksanakan tugas suci ini maka dgn izin Allah Subhanahu wa ta’ala kita akan dpt memetik buahnya yg nyaman dalam pendidikan anak-anak perempuan & dpt mengantarkan mereka kpd kehidupan yg aman, nyaman & tentram serta menyelamatkan mereka dari pengaruh parabola & internet yg kebanyakannya membahayakan meskipun ada kebaikannya.

Oleh karena itu, setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan, hendaknya paham & menyadari adanya bahaya yg mengintai di sekelilingnya sehingga ia akan membentengi keimanan anak-anak, keluarga & orang-orang yg berada di bawah tanggung jawabnya sbg pengamalan firman Allah Subhanahu wa ta’ala sbg berikut:

 ياَ أَيُّهاَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا قُوْا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ ناَراً وَقُوْدُهاَ النَّاسُ وَالْحِجاَرَةُ 

Hai orang-orang yg beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yg bahan bakarnya adl manusia & batu.” (Al Qur’an Surat: 66: 6)

Kalau kita melaksanakan hal ini maka dgn izin Allah kita akan dpt membentengi anak-anak kita dgn benteng keamanan, keimanan & kekuatan ilmu & pengetahuan yg punya pengaruh besar utk kesalehan anak-anak kita. Generasi akhir umat ini (seperti kita) tdk akan menjadi baik kecuali dgn sarana perbaikan yg digunakan oleh generasi awalnya (salaf saleh), yaitu menaruh perhatian besar kpd kitab Allah, al Qur’anul-Kariem, dgn rutin membacanya, mentadabburi maknanya & mempelajari kandungannya. Demikian pula penuh perhatian dgn sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sbg implementasi sabdanya:

“تَرَكْتُ فِيْكُمْ شَيْئَيْنِ ماَ إنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِماَ لَنْ تَضِلُّوْا بَعْدِيْ أبَداً”

“Aku tinggalkan pd kalian 2 pusaka yg kalian tdk akan tersesat sepeninggalku utk selamanya jika kalian berpegang teguh dgn keduanya, yaitu: kitab Allah, al Qur’an & sunnahku.” (Hadis Riwayat: Al Hakim & dishahihkan oleh al Albani)

Apabila kita mengamalkan hal ini maka dgn izin Allah kita akan mampu menguasai situasi & kondisi masa kini & mengembalikan tipu daya musuh kpd tengkuk leher mereka. Lebih dari itu, Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi kabar gembira kpd kita dgn sabdanya:

” لاَ تَزاَلُ طاَئِفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ عَلىَ الْحَقِّ مَنْصُوْرَةً، لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ وَلاَ مَنْ خاَلَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيْ أَمْرُ اللهِ “

Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yg ditolong dalam menegakkan kebenaran. Mereka tdk akan goyah karena adanya orang yg menghinakan atau orang yg menentang hingga datang peputusan dari Allah.” (Hadis Riwayat: Bukhari & Muslim)

Oleh karena itu, Anda semua; baik orang tua ataupun saudara & saudari hendaknya takut kpd Allah Subhanahu wa ta’ala Kita harus punya perhatian penuh terhadap anak-anak perempuan; jangan sampai menyia-nyiakan mereka. Kita jangan memberikan kesempatan kpd setan masuk utk merusak mereka. Kita harus pandai menggunakan alat-alat modern ini, baik prangkat telphon ataupun internet, dalam hal-hal yg bermanfaat dgn menjaga & mengawasi mereka secara ketat, dgn kejujuran, keikhlasan & penuh perhatian. Kalau kita sudah dpt melaksanakan hal ini maka akan mampu mengkanter tipu daya musuh Islam.

Alat-alat hasil teknologi modern ini kita gunakan dalam hal-hal yg bermanfaat bagi kita; dalam urusan agama ataupun urusan dunia. Dengan alat tersebut kita dpt menghemat waktu & menghimpun ilmu pengetahuan, tetapi dgn syarat yg ketat. Hati-hatilah & berilah perhatian penuh dgn pengawasan yg ketat terhadap anak-anak perempuan. Bersihkan rumah kita dari alat-alat permainan yg mudaratnya lbh besar ketimbang manfaatnya. Apabila hal ini berhasil kita tegakkan maka dgn izin Allah kita akan menjadi para anggota pemelihara & penjagagawang bagi diri kita sendiri, bagi keluarga, masyarakat & negara kita yg semoga Allah menjaganya dgn tegaknya Islam & memberi kemudahan utk menjalankan segala yg maslahat bagi Islam & kaum muslimin.

Saudara-saudaraku, kalau kita betul-betul menjaga & memelihara anak-anak perempuan maka kita akan memetik buahnya di dunia dgn kebaikan & bakti mereka terhadap kita & dgn mendapat anak cucu yg shalih & shalihah. Adapun keuntungan di akhirat maka hal itu tdk diragukan lagi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

“إذا ماَتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ: صَدَقَةٍ جاَرِيَةٍ، أوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أوْ وَلَدٍ صاَلِحٍ يَدْعُوْ لَهُ”

Apabila seorang manusia mati maka segala amalannya akan terputus kecuali 3 perkara, yaitu: pertama, shadakoh jariah, kedua, ilmu yg bermanfaat, ketiga, anak shalih yg mendo’akan.” (Hadis Riwayat: Muslim)

Ini merupakan kabar gembira yg ada dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi para bapak & para ibu, bahkan para pendidik, para guru & para pembina akhlak. Syekh Abd. Rahman as-Sa’diy dalam mengomentari ungkapan Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam “anak shalih yg mendo’akan” bekata: “Seluruh pengaruh amal yg sampai kpd seorang hamba ada 3 perkara: Pertama, hal-hal yg diamalkan oleh orang lain, tapi hasil didikan & pengarahan dari dia. Kedua, segala yg diambil manfaat oleh orang lain; manfaat apa saja, seperti mengikuti kebaikan yg pernah dilakukannya. Ketiga, hal-hal yg diamalkan oleh orang lain kemudian dihadiahkan atau dimohonkan kpd Allah agar pahalanya disampaikan kepadanya, termasuk sedekah yg diatasnamakan dia & do’a yg dikirimkan kepadanya. Semua ini bisa saja dilakukan oleh anak-anaknya sendiri, anak-anak didiknya, sanak saudara atau para sahabat; bahkan setiap kaum muslimin sesuai dgn kedekatannya dgn agama.”

Oleh karena itu, bahagia bagi Anda yg mengajarkan kebaikan kpd umat & bahagia juga bagi para guru & para pembimbing masyarakat, yaitu dgn akan meraih kebaikan & pahala yg mengalir sepanjang ilmu yg diajarkan itu terus diamalkan & berantai kpd yg mengajarkan seterusnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“إنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ لَيُصَلُّوْنَ عَلَى مُعَلِّمِ النّاَسِ الْخَيْرَ”

Sesungguhnya Allah & para malaikatNya berselawat bagi orang yg mengajarkan kebaikan kpd umat manusia.” (Hadis Riwayat: Tirmidzi)

Demikian pula patut disampaikan selamat kpd para pengajar tahfizh al Qur’an; baik perlajar putera maupun pelajar puteri, yaitu dgn mendapatkan kebaikan yg disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

“خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ”

Sebaik-baik kamu adl orang yg belajar al Qur’an & mengajarkannya.

(Hadis Riwayat: Bukhari)

Oleh karena itu semua, apabila seluruh usaha dari semua pihak; orang tua, para penanggung jawab pendidikan, masyarakat & sistem pengajaran, dikerahkan menjadi satu maka insya Allah kita akan mampu menghadang tipu daya musuh-musuh Islam & dgn izin Allah kita akan dpt memperbaiki bangsa & negara dalam urusan dunia & agama.

Aku memohon kpd Allah Subhanahu wa ta’ala dgn nama & sifat-sifatNya yg tinggi, semoga Allah memperbaiki anak-anak perempuan & keturunan kita, memberi kejelian mengetahui titik-titik kelemahan diri, memberi petunjuk ke jalanNya, & memperbaiki para pemimpin & yg mengatur urusan kita. Semoga Allah memberi petunjuk kpd mereka utk melakukan segala yg membawa kebaikan bangsa & negara. Semoga Allah mengaruniai mereka & kita semua dgn mendapatkan kawan & pendukung yg baik. Semoga Allah memberi aku keikhlasan dalam berkata & berbuat beserta ketabahan utk itu. Sesungguhnya Allah adl Dzat yg mengurusi semua & maha mampu utk itu. Terakhir ucapan dalam do’a kami al hamdu lillahi rabbil-‘alamin. Semoga Allah mencurahkan rahmat & salam kpd Nabi Muhammad, keluarganya & para sahabatnya semua.

Aku memohon kpd Allah; semoga kita diberi manfaat dalam apa-apa yg kita ketahui & mengajarkan kita apa-apa yg bermanfaat bagi kita. Semoga Allah mencurahkan rahmat & salam kpd Nabi Muhammad, keluarganya & para sahabatnya semua.

Ditulis oleh Muhammad bin Ali al Arfaj